6 Pendaki Gunung Bawakaraeng Diblacklist 3 Tahun Karena Tinggalkan Teman

6 Pendaki Gunung Bawakaraeng Diblacklist 3 Tahun Karena Tinggalkan Teman
6 Pendaki Gunung Bawakaraeng Diblacklist 3 Tahun Karena Tinggalkan Teman

Lambeturah.co.id - Enam pendaki Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dikenakan sanksi larangan mendaki selama tiga tahun.

Keputusan ini diambil setelah mereka meninggalkan rekan pendaki hingga mengalami hipotermia dan kelaparan.

"Mereka kena sanksi blacklist, artinya mereka tidak diizinkan melalui pos registrasi Buluballea lagi selama kurun waktu 3 tahun," ujar Halik Hasbih, Koordinator Divisi Tim SAR KPA Hijau Bawakaraeng, Selasa (8/10/2024).

Menurut Halik, tindakan meninggalkan teman di gunung dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan yang berlaku. 

"Dianggap pelanggaran terlalu berat itu, karena kita anggap meninggalkan teman itu kan sudah salah satu pelanggaran yang dilakukan terhadap aturan yang kami buat," sambungnya.

Para pendaki yang terkena sanksi adalah Akram (17), Andika (17), Akbar (17), Ibnu (17), Naufal (17), dan Jauhar (17). Meskipun Akram adalah korban yang ditinggalkan, ia juga turut di-blacklist untuk memastikan keadilan.

"Iya (keenam pendaki di-blacklist) karena dia satu rombongan, karena dianggap tidak kompak. Supaya adil bagi mereka bahwa mereka harus menjaga kekompakannya karena mereka satu tim," ujarnya.

Ahmad Dzaky, Admin KPA Hijau Bawakaraeng, menjelaskan bahwa usia para pendaki yang masih 17 tahun menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi. Pihaknya berharap, saat larangan berakhir, mereka akan lebih dewasa, baik dari segi umur maupun pemikiran.

"Di-blacklist hanya 3 tahun dengan pertimbangan itu malam dia kan baru berumur 17 tahun. Jadi pertimbangannya dia akan (kembali) naik saat sudah berumur dewasa, dengan (harapan) pemikirannya itu dia (juga) sudah dewasa," kata Ahmad Dzaky.

Selain memblokir pendaftaran mereka, baik online maupun offline, identitas keenam pendaki juga akan ditandai di pos registrasi. Dzaky menambahkan, pihaknya berencana menampilkan foto para pendaki di pos sebagai peringatan bagi pendaki lain agar kejadian serupa tidak terulang.

"Rencananya untuk fotonya yang jelas mau ditampilkan di pos registrasi, mau ditempel. Jadi teman-teman yang lain saat melakukan pendakian dia akan bertanggung jawab penuh kepada teman-temannya, agar kejadian yang sama tidak terulang," terangnya.

Sebelumnya, Akram (17) dilaporkan mengalami hipotermia dan kelaparan setelah ditinggalkan oleh teman-temannya. Akram hanya diberi jaket dan Handy Talkie (HT) lalu dibiarkan sendirian di pos 9.

"Setibanya di pertengahan jalur pendakian 8-7 ia mengalami gejala hipotermia dan badan sudah lemas," kata Halik Hasbih, Selasa (8/10).

Tim SAR segera melakukan evakuasi setelah menerima laporan dari pendaki lain melalui telepon pada Sabtu (5/10) pukul 16.00 Wita.

Setelah mendapat arahan untuk penanganan pertama, Akram akhirnya dibawa ke pos 7 untuk dievakuasi lebih lanjut oleh Tim KPA Hijau Bawakaraeng.

"Setelah survivor (Akram) sudah membaik, pendaki lain membawa survivor ke pos 7 sembari menunggu tim KPA Hijau Bawakaraeng dan titik bertemu di pos 7 (selanjutnya dilakukan evakuasi)," terangnya.