Amaq Sinta, Pengakuan Korban Begal Pilih Melawan Dari pada Mati

Amaq Sinta, Pengakuan Korban Begal  Pilih Melawan Dari pada Mati
Lambeturah.co.id - Korban begal di Lombok Tengah NTB, Amaq Sinta, menceritakan kronologis kejadian pada malam itu. Sebenarnya dia ingin lari dari para begal namun tidak bisa.

Kejadian itu dijelaskan Amaq Sinta saat berkendara naik motor seorang diri untuk menuju rumah sakit tempat ibunya dirawat.

Akan tetapi, dia dihadang empat begal di Jalan Raya Desa Ganti, Praya Timur, Lombok Tengah, NTB, Minggu (10/4) dini hari sekitar pukul 24.00 WITA.

Ikatan Pilot Indonesia Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Syarat PCR Untuk Naik Pesawat



Ketika di perjalanan yang sepi Amaq Sinta diikuti empat orang, yang ternyata begal. Mereka menghadang Amaq Sinta yang berkendara seorang diri di tempat gelap.

“Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya bawa,” katanya Amiq, dikutip dari manadopost, pada Minggu (17/4/2022).

“Saya melawan, daripada saya mati. Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena mereka yang duluan menyerang, saya membela diri,” sambungnya.

Kemudian, Amaq Sinta mengejar begal yang akan membawa kabur motornya dan menusuknya dari arah belakang hingga terkapar. Melihat dua rekannya roboh bersimbah darah, dua begal lainnya melarikan diri.

Lalu, Amaq Sinta terduduk di tepi jalan diberi minum dan menceritakan apa yang dialaminya kepada warga disekitar tempat kejadian.

“Tuhan memberi perlindungan pada saya, tidak ada ilmu kebal. Saya ini orang tidak sekolah, hanya petani tembakau,” ujarnya menceritakan kejadian tersebut.

Ia juga mengaku bahwa baju yang dikenakannya saat kejadian robek karena tebasan para pelaku, tapi beruntungnya tidak terluka.

“Melihat senjata yang dipakai saat menebas tangan saya, mungkin tangan saya sudah putus, tapi saya tidak apa-apa karena Tuhan melindungi,” tuturnya.