Gapura Naga Giri, Ikon Rp 7 Miliar Gresik, Kini dalam Kondisi Memprihatinkan

Gapura Naga Giri, Ikon Rp 7 Miliar Gresik, Kini dalam Kondisi Memprihatinkan
Gapura Naga Giri, Ikon Rp 7 Miliar Gresik, Kini dalam Kondisi Memprihatinkan

Lambeturah.co.id - Gapura Naga Giri, yang menjadi ikon selamat datang di Kota Gresik dengan anggaran mencapai Rp 7 miliar, kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bangunan yang mulai dibangun sejak tahun 2012 ini mengalami kerusakan, dengan lapisan dinding yang mulai rontok, memperlihatkan rongga kosong serta rangka besi di dalamnya.

Awalnya, warga mengira bahwa gapura tersebut dibangun dengan konstruksi batu bata cor yang solid, mirip dengan candi.

Namun, setelah akun Instagram @andreli_08 membagikan foto-foto kondisi gapura yang rusak, netizen pun ramai memberikan komentar.

"Lha kok kompong," komentar neyizen, menyoroti kondisi bangunan yang ternyata kosong di dalamnya.

Kekhawatiran warga semakin meningkat, mengingat gapura yang terletak di jalur utama ini dapat membahayakan pengendara.

"Iya min, seminggu yang lalu lewat situ, mrotoli semua dinding abal-abalnya itu, bahaya juga kalau jatuh kena pengendara," tulis netizen.

Beberapa warga juga mempertanyakan kualitas konstruksi, terutama karena Gresik dikenal memiliki industri semen yang besar. "Cik nuemen, gawe opo ono pabrik semen nak Gresik," sindir netizen.

Desakan untuk melakukan audit pun muncul seiring dengan banyaknya pertanyaan mengenai penggunaan anggaran miliaran rupiah untuk gapura yang mudah rusak ini.

"Gak kaget min, patung gajah mungkur yang imut dan menggemaskan saja menelan anggaran 1 miliar. Perlu diaudit itu," tulis netizen lain.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Sri Subaidah, mengungkapkan bahwa kerusakan gapura di jalur utama masuk ke Kabupaten Gresik pertama kali diketahui oleh DLH pada Jumat malam (14/3/2025).

Saat itu, petugas DLH sedang melakukan pemasangan lampu sorot berwarna-warni berkapasitas 250 Watt.

"Saat pemasangan lampu sorot itu, pegawai DLH mengetahui ada kerusakan," kata Subaidah dilangsir detikJatim, Senin (17/3/2025).

Setelah menerima laporan, pihaknya langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Pada Sabtu pagi, tim teknis telah dikirim untuk melakukan perbaikan.

"Kami sudah menerima laporan dan langsung turun untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi. Setelah pengecekan, kami langsung bergerak untuk melakukan perbaikan sejak Sabtu pagi," tambahnya.

Sri menjelaskan bahwa penyebab utama kerusakan diduga disebabkan oleh faktor usia material batu alam. Selain itu, banyaknya kendaraan besar yang sering melintas juga menimbulkan getaran yang berkontribusi terhadap kerusakan tersebut.

"Rontok batu alamnya karena memang usia serta getaran yang ditimbulkan dari kendaraan yang melintas," ungkapnya.