Hari Pers Nasional, Jokowi Singgung Konten Hanya Mengejar Viral dan Masifnya Informasi Sesat

Hari Pers Nasional, Jokowi Singgung Konten Hanya Mengejar Viral dan  Masifnya Informasi Sesat
Lambeturah.co.id - Presiden Joko Widodo di hari Pers Nasional yang jatuh pada 9 Februari 2022 mengatakan ditengah gempuran arus informasi karena perkembangan teknologi menjadi tantangan yang harus dihadapi pers saat ini.

Masifnya penyebaran informasi sesat menurut Jokowi hanya mengejar konten viral. Hal tersebut disampaikannya dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional 2022 yang disiarkan secara virtual.

Jokowi dalam sambutannya berbicara mengenai Vaksin kepada wartawan.

Video Klip Adik Vanessa Angel Panen Dislike Dan Kritik



"Tadi Pak Atal Depari menyampaikan mengenai urusan vaksin yang saat itu dari PWI meminta untuk didahulukan dan saat itu memang kami hanya bisa memberikan 5.000 dosis vaksin saat itu. Saat ini kalau PWI masih minta lagi, Pak Atal Depari kami ada stok 143 juta," kata Jokowi.

"Jadi bapa mau minta berapa akan saya beri, sekarang, sekarang juga karena stoknya banyak dan yang sudah kita suntikkan kepada masyarakat sampai saat ini sampai hari ini sudah 325 juta dosis. Baik itu dosis pertama, kedua, maupun dosis penguat maupun booster," sambungnya.

Terkait industri pers nasional Jokowi mengalami tekanan luar biasa selama Pandemi Covid-19. Ditambah adanya disrupsi digital dan hadirnya platform asing.

Hal tersebut menjadi berubah ditengah persaingan media. Selain itu Jokowi berbicara mengenai bebeapa masalah dari conten yang bisa menyebabkan perpecahan.

"Perubahan drastis lanskap persaingan media melahirkan berbagai persoalan yang pelik yang tadi juga sudah disampaikan Bapak Ketua PWI. Munculnya sumber-sumber informasi alternatif, tumbuh suburnya tren informasi yang semata mengejar jumlah klik atau views, membanjirinya konten-konten yang hanya mengejar viral, masifnya informasi yang menyesatkan bahkan adu domba, sehingga menimbulkan kebingungan dan bahkan perpecahan," kata Jokowi dikutip detikcom baru-baru ini.

Jokowi berharap media diminta trus berinovatif dalam menyampaikan berita dan media sebagai arus utama segera bertransformasi.

"Pers Indonesia harus mampu memperbaiki kelemahan sambil melanjutkan agenda-agenda besar bangsa, menguatkan pijakan untuk melompat lebih tinggi dan mampu berselancar di tengah-tengah perubahan. Mempercepat transformasi digital untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik berkualitas, lebih cepat dan tetap akurat dan tidak terjebak pada sikap pragmatis yang menggerus integritas kita," ucapnya.