Inovasi Kuliner dan Edukasi Budaya: Kenaikan dari Enam Eks Karesidenan Jateng

Inovasi Kuliner dan Edukasi Budaya: Kenaikan dari Enam Eks Karesidenan Jateng
Inovasi Kuliner dan Edukasi Budaya: Kenaikan dari Enam Eks Karesidenan Jateng

Lambeturah.co.id - Komukino Fest 2024, acara tahunan yang diadakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (ILKOM USM), semakin semarak dengan kehadiran 6 stand kuliner khas dari berbagai eks-karesidenan di Jawa Tengah. 

Festival ini mengangkat tema “Jateng Bungah”, menjadi wadah bagi masyarakat untuk menikmati beragam hidangan tradisional yang menggugah selera sambil merayakan keragaman budaya daerah.

Kekayaan kuliner Jawa Tengah tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi pintu gerbang mengenal budaya lokal. Setiap kota memiliki inovasi kuliner khas yang tidak hanya menyajikan cita rasa, tetapi juga menyampaikan cerita budaya yang penuh makna.

Eks-Karesidenan Semarang, Kedu, Pekalongan, Pati, Banyumas, dan Surakarta menghadirkan sajian khas mereka dalam stand kuliner yang menarik perhatian para pengunjung. 

Stand Semarang menyajikan hidangan seperti Mochi Gethuk, merupakan perpaduan harmonis antara tepung ketan kenyal ala mochi dengan rasa autentik gethuk, yang terbuuat dari singkong.

Inovasi kuliner ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan cerita tentang cara melestasrikan tradisi melalui pendekatan yang kreatif. yang menawarkan cita rasa perpaduan antara tradisional dan modern. 

Dari eks-karesidenan Kedu, hadir Kebab Urap, menawarkan pengalaman rasa yang tidak biasa. Tortilla lembut khas kebab diisidengan urap, campuran sayuran seperti kacang panjang, tauge, dan daun singkong yang dibalut parutan kelapa berbumbu pedas-gurih. 

Beberpa variasi yang menambahkan protein seperti ayam suwir, tempe, atau tahu goreng untuk memperkaya tekstur dan rasa. 

Sementara itu, eks-Karesidenan Pekalongan menyuguhkan Teh gunung Desa Pacet yang memiliki karakter rasa yang khas, dengan aroma alami dari daun the yang tumbuh dipegunungan sejuk. 

Daun teh dipetik langsung dari kebun-kebun kecil milik warga desa, yang dikelola secara tradisioal tanpa bahan kimia, sehingga menghasilkan teh yang murni dan berkualitas tinggi. 

Stand kuliner eks-Karesidenan Pati menghadirkan Nasi Gandul, makanan dengan kuah santan yang kaya rasa dan unik.

Karesidenan Banyumas menampilan Dialek “Ngapak” khas Banyumas menjadi salah satu identitas kuat budaya daerah ini.

Bahasa ini mencerminkan kepribadian masyarakat Banyumas yang egaliter, jujur, dan apa adanya. Filosifi ini sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan karakter masyarakat yang terbuka dan ramah. 

Dari eks-Karesidenan Surakarta, pengunjung dapat menikmati Burger Tiwul, menggantikan roti burger konvensional dengan tiwul, yang terbuat dari tepung gaplek (singkong kering). 

Tiwul, yang identik dengan makanan rakyat masa lalu, kini diberi sentuhan modern tanpa menghilangkan cita rasa khasnya.

Setiap stand tidak hanya menyajikan hidangan, tetapi juga menghadirkan dekorasi khas daerah masing-masing dan cerita menarik di balik kuliner yang disuguhkan. 

Pengunjung diajak untuk tidak hanya mencicipi makanan, tetapi juga memahami sejarah, tradisi, dan nilai budaya dari setiap eks-karesidenan.

Komukino Fest 2024 berlangsung pada 19 Desember 2024 di Universitas Semarang. Dengan mengusung semangat kolaborasi budaya dan kreativitas, acara ini tidak hanya menampilkan stand kuliner, tetapi juga berbagai kegiatan seperti pameran seni, pertunjukan musik, dan diskusi kreatif.

Komuniko Fest adalah festival tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (ILKOM USM). Acara ini menjadi wadah kreativitas dan kolaborasi seni budaya, menggabungkan pameran, pertunjukan, diskusi, dan workshop. 

Dengan tujuan mempromosikan keberagaman, inovasi, dan pelestarian budaya, Komuniko Fest menghubungkan generasi muda, komunitas, dan pelaku ekonomi kreatif dalam satu perayaan penuh inspirasi. Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi @komukinofest2024.