Jerinx ; Kuta Jadi 'Kota Mati' akibat Pandemi Covid-19

Jerinx ; Kuta Jadi 'Kota Mati' akibat Pandemi Covid-19
LambeTurah.co.id - I Gede Aryastina biasa disapa Jerinx mencurahkan isi hati soal Kuta yang kini berubah seperti kota mati lantaran pandemi Covid-19. Hingar bingar dan wisman tak lagi terlihat di kawasan tersebut. "Jujur, Kuta masih sangat memerlukan perhatian. Kuta sudah dua tahun lebih mati," kata Jerinx.

"Karena, sejak sebelum pandemi, Kuta sudah sepi sebenarnya. Karena, turisme itu semua bergeser ke arah utara, Canggu, Seminyak dan sekitarnya, semua bergeser ke sana," ujar Jerinx.

dengan turis, terutama dari Australia," tambahnya.

Istri Siri Mendapat Gelar Kesultanan Kadriah Pontianak, Ratu Nina Diduga Alami Tidak Penganiayaan



Jerinx mengatakan, situasi tersebut membuat warga Kuta mengantre nasi bungkus. Menurut pendapatnya, jika masyarakat tidak kelaparan, mereka tidak akan mengantre.

"Misalnya pembagian makanan jam 5 sore, mereka dari jam 4 sudah mengular, berderet untuk menunggu antrean nasi bungkus Rp5 ribu," jelas Jerinx.

"Soalnya, mau kerja di Kuta semua unit usaha masih ditutup 90 persen, unit usaha yang berbasis pariwisata masih tutup. Jadi menyedihkan," katanya.

Menurutnya, kebijakan karantina bagi wisman agar ditiadakan ketika ingin masuk Bali. wisatawan cukup wajib vaksin dan juga menaati protokol kesehatan saat datang ke Bali.

"Kalau bisa sih tidak perlu di karantina. Jadi, kalau mereka sudah vaksin dan sudah melaksanakan protkes iya tidak usah di Karantina. Itu sih idealnya menurut saya pribadi," katanya.

"Karena, kalau di karantina terlalu lama, turis mikir juga. Mereka jatah liburannya cuma seminggu, tiga hari atau lima hari lebih dari setengah masa liburan mereka," ujar Jerinx.