Kiky Saputri Kritik Kualitas RS Indonesia dengan Singapura, IDI Beri Tanggapan

Kiky Saputri menceritakan mengenai pengalaman mertuanya berobat ke rumah sakit Indonesia dan Singapura.

Kiky Saputri Kritik Kualitas RS Indonesia dengan Singapura, IDI Beri Tanggapan
Kiky Saputri Kritik Kualitas RS Indonesia dengan Singapura, IDI Beri Tanggapan

Lambeturah.co.id - Kiky Saputri curhat soal kondisi ibu mertuanya yang tengah mengalami stroke telinga dan berobat di Singapura. belakangan dipastikan hanya flu saat berobat di Singapura.

"Disuntik dalamnya malah makin parah pendengarannya. Akhirnya ke RS Spore dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping," tulisnya dalam keterangan unggahannya dikutip pada Rabu (8/3/2023).

Kiky pun memberikan tanggapan atas cuitan Presiden Joko Widodo yang menyebut sekitar 2 juta warga Indonesia memilih untuk berobat di luar negeri setiap tahunnya.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Slamet Budiarto buka suara. Ia mengatakan jika kualitas dokter dan tenaga kesehatan di Tanah Air tidak kalah dari luar negeri. 

"SDM dokter di Indonesia dan Singapura itu nggak beda jauh dan nggak kalah dari luar negeri," ujarnya, pada Rabu (8/3/2023).

Hal yang membedakan antara rumah sakit di Indonesia dan luar negeri adalah dari ketersediaan alat kesehatan juga pembiayaannya. 

Pasalnya, di Indonesia kebanyakan pasien dibiayai oleh BPJS Kesehatan yang nilai keekonomiannya tidak sebanding dan akan berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Belum lagi alat kesehatan dan obat-obatan masih dikenai pajak.

"RS itu ada keengganan beli alat canggih karena mahal, terkena pajak. Ini kan PR pemerintah, IDI sudah menyurati ke Presiden agar obat dan alkes nggak dikenai pajak," ujar dr Slamet.

"Kenapa orang lari ke Penang, Singapura, ya itu tadi. Di sana pelayanan lebih komperhensif karena alkes canggih sehingga dokternya bebas menggunakan alat untuk diagnosa. Tapi kalo SDM, sama. keahliannya sama," tambahnya.

Ia juga menambahkan bagus tidaknya pelayanan kesehatan tergantung dari Menteri Kesehatan. 

"RS Pemerintah yg di bawah Menkes harus bisa menjadi role model, tandasnya.