Kisah Pilu Guru Honorer 30 Tahun Mengabdi: Motor Dibakar, Tinggal di Rumah Tak Layak

Kisah Pilu Guru Honorer 30 Tahun Mengabdi: Motor Dibakar, Tinggal di Rumah Tak Layak
Kisah Pilu Guru Honorer 30 Tahun Mengabdi: Motor Dibakar, Tinggal di Rumah Tak Layak

Lambeturah.co.id - Nasib pilu menimpa Noeruddin (51), seorang guru honorer di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dedikasi 30 tahun mengabdi sebagai pendidik tak lantas membuat hidupnya jauh dari kesulitan.

Baru-baru ini, motor satu-satunya yang ia gunakan untuk mengajar dibakar oleh teman salah satu muridnya sendiri pada Senin, 13 Januari 2025.

Kondisi Rumah Tak Layak Huni

Kisah memilukan ini semakin menyayat hati saat kondisi rumah Noeruddin terungkap ke publik.

Berdasarkan video yang diunggah oleh Zulfikar, seorang pengguna media sosial, Noeruddin tinggal di sebuah rumah kecil berdinding bambu dan berlantaikan tanah.

Keadaannya jauh dari layak untuk dihuni, menggambarkan perjuangan keras seorang guru yang hidup serba kekurangan.

“Guru honorer yang sudah 30 tahun mengajar dan motornya dibakar oleh teman muridnya sendiri, tinggal di rumah seperti ini,” ungkap Zulfikar dalam unggahannya.

Video tersebut diketahui didapat dari Pak Sugianto, rekan sejawat Noeruddin di sekolah tempat ia mengajar.

Tetap Semangat Mengabdi

Meskipun mengalami musibah yang berat, Noeruddin tetap menunjukkan semangat dan keteguhan hati untuk terus mengabdi. Dalam wawancaranya dengan wartawan, ia mengungkapkan tujuan mulianya sebagai seorang guru.

“Saya hanya ingin berbagi ilmu dan mendidik anak-anak, bukan hanya dalam membaca dan menulis, tapi juga sopan santun, patuh pada guru, dan orang tua,” ujarnya dengan tegar.

Sejak memulai karier sebagai guru honorer pada tahun 1990, Noeruddin telah menghadapi berbagai tantangan. Dengan penghasilan kurang dari satu juta rupiah per bulan, ia harus bertahan hidup sebatang kara di tengah keterbatasan.

Terbaru Laporan Kompas.com, Noeruddin tak lagi mengajar usai peristiwa mencekam itu. Ia juga jatuh sakit dan trauma setelah kejadian tersebut.

Pak Noeruddin jatuh sakit terserang batuk, demam dan meriang lima hari setelah motornya dibakar.

"Saya hanya bisa beraktivitas di dalam rumah (gubuk) Mas," ujarnya, Jumat (17/1/2025).  

Ia juga mengaku sudah tidak mengajar setelah peristiwa mencekam itu terjadi.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Peristiwa pembakaran motor ini menjadi sorotan publik, memunculkan empati dan perhatian terhadap perjuangan para guru honorer di Indonesia.

Kondisi seperti yang dialami Noeruddin diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya kesejahteraan bagi para pendidik yang telah berjasa mencerdaskan generasi bangsa.

Banyak pihak kini menyerukan agar pemerintah setempat dan masyarakat lebih peduli terhadap nasib guru honorer seperti Noeruddin.

Mereka berharap bantuan dapat segera diberikan, baik dalam bentuk material maupun dukungan moral, untuk meringankan beban dan memperbaiki kondisi kehidupannya.