Lonjakan Harga Bahan Pokok di Awal 2025: Harga Cabai Rawit Tembus Rp 130.000 per Kg

Lambeturah.co.id - Awal tahun 2025 menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok. Harga cabai dan berbagai komoditas sayur mayur mengalami lonjakan signifikan di sejumlah daerah.
Di Jakarta, harga cabai rawit merah melonjak drastis hingga mencapai Rp130.000 per kilogram. Pedagang Pasar Gondangdia, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini berdampak pada daya beli masyarakat.
“Rp130.000 untuk rawit merah, cabe keriting tuh Rp80.000 sebelumnya Rp60.000, kalau cabe hijau Rp100.000 sebelumnya cuma Rp60.000 doang,” dilansir YouTube tvOne.
Tidak hanya cabai, harga sayuran seperti pakcoy, kol, dan tomat juga mengalami kenaikan.
Pakcoy yang sebelumnya dihargai Rp12.000 per kilogram kini dijual seharga Rp20.000.
Sementara itu, kol naik dari Rp10.000 menjadi Rp15.000, dan tomat dari Rp18.000 kini dijual Rp24.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi di berbagai daerah lainnya. Di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, harga cabai rawit merah naik dari Rp40.000 menjadi Rp120.000 per kilogram.
Cabai keriting merah yang sebelumnya Rp40.000 kini dijual Rp60.000 per kilogram.
Di Pasar Badung, Bali, harga cabai rawit merah melonjak antara Rp110.000 hingga Rp120.000 per kilogram.
Bahkan, cabai yang sudah busuk atau layu pun dihargai hingga Rp80.000–Rp90.000 per kilogram.
Faktor utama penyebab kenaikan harga ini adalah cuaca buruk yang melanda beberapa daerah penghasil cabai dan sayuran. Hal ini diperparah dengan tingginya biaya distribusi yang semakin membebani pedagang dan konsumen.
Para Pedagang menuturkan bahwa kenaikan harga ini membuat banyak pelanggannya mengurangi jumlah pembelian.
“Berpengaruh, pelanggan jadi berkurang, tadinya pada beli banyak sekarang jadi sedikit,” katanya.
Pedagang berharap harga bahan pokok segera kembali stabil agar petani, pedagang, dan pembeli bisa sama-sama diuntungkan.
“Semoga stabil lagi lah seperti semula,” ujarnya.
Lonjakan harga kebutuhan pokok ini menjadi alarm bagi pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengambil langkah guna menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.