MenHAM Dukung Siswa Nakal Untuk Dibina di Barak Militer Secara Nasional

MenHAM Dukung Siswa Nakal Untuk Dibina di Barak Militer Secara Nasional
MenHAM Dukung Siswa Nakal Untuk Dibina di Barak Militer Secara Nasional

Lambeturah.co.id - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mendukung langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang bakal mengirim siswa yang nakal ke barak militer guna dibina.

"Begini, bukan pendidikan militer. Siswa didik di barak, barak pendidikan. Artinya apa? Itu dalam rangka peningkatan yang pertama disiplin, kedua mental, ketiga tanggung jawab, dan keempat moral," kata Menteri Natalius di Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip pada Jumat (16/5/2025).

Menurutnya, bukan merupakan pelanggaran HAM sebab tidak ada perlakuan fisik, malah mereka mendapatkan ilmu tentang kedisiplinan yang dilatih tentara.

"Apabila ada perubahan kompetensi pada bidang pendidikan dan itu dibutuhkan," kata dia, "kenapa tidak? Bahkan, pendidikan akan makin bagus sehingga di mana letak pelanggaran HAM-nya?" Ungkapnya. 

"Saya sudah kroscek, Pak Gubernur sudah datang ke kantor. Saya tanya ada fisik enggak, dia bilang tidak ada." Sambungnya. 

Menteri HAM juga menjelaskan jika pendidikan yang memiliki sentuhan fisiknya itu disebut corporal punishment (hukuman fisik) seperti pada masa sekolah dahulu, cubit telinga, pukul pakai rotan, dan perlakuan lainnya.

"Itu corporal punishment, mungkin itu yang kami tidak setuju. Akan tetapi, saya sudah cek, Pak Dedi Mulyadi sudah sampaikan bahwa itu tidak ada. Lebih pada peningkatan satu kemampuan, keterampilan, dan produktivitasnya," kata Natalius.

Merespons terkait program Dedi Mulyadi jika siswa masuk barak adalah bentuk pelanggaran HAM, bahkan sudah dilaporkan ke Komnas HAM, Natalius menekankan jika Komnas HAM tidak memahami konteks program tersebut.

"Kalau mereka mengerti dengan Deklarasi Beijing atau Deklarasi Riyadh tentang juvenile justice system atau sistem peradilan anak, ini bukan peradilan anak," pungkasnya.