Penyebab Banjir Bandang Kota Batu Diduga Karena Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian

Penyebab Banjir Bandang Kota Batu Diduga Karena Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian
LambeTurah.co.id - Tujuh orang menjadi korban jiwa di peristiwa banjir bandang Kota Batu, Jawa Timur. Diduga alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian adalah faktor penyebab banjir bandang tersebut.

Protection of Forest & Fauna atau ProFauna Indonesia menyusuri kawasan hutan lindung di lereng Gunung Arjuno pascabanjir bandang terjadi. Ditemukan kawasan hutan lindung atau hutan produksi yang telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian sayur.

Struktur tanah tak lagi kuat saat hujan deras tiba. Berdampak pada semakin banyaknya titik longsor dan materialnya terbawa menuju hilir sungai.

Begini Kondisi Gala Sky Ardiansyah Setelah Kecelakaan Maut Yang Merenggut Nyawa Kedua Orang Tuanya



"Saat tim melakukan pemetaan, banyak menemukan titik longsor. Di atasnya ternyata lahan pertanian sayur, padahal dulu hutan lindung dan hutan produksi," terang Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, Sabtu (6/11/2021).

Dari hasil olah TKP, hutan yang dijadikan lahan sayur otomatis membuat struktur tanah tidak terikat. Sehingga ketika hujan turun, air menyapu permukaan tanah dan bisa mengakibatkan longsor.

"Jika tetap sebagai fungsinya, yakni hutan lindung atau hutan produksi. Akar pohon akan kuat mengikat tanah, dan bisa menjadi resapan air," terang Rosek.

"Dan hasil penelusuran kami, 90 persen hutan lindung di lereng Gunung Arjuno telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian sayur," sambungnya.

Rosek berharap, banjir bandang yang terjadi Kamis (4/11), dapat membuka mata hati pemerinta setempat serta penduduk untuk menghentikan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan wisata. Ia meminta rehabilitas kawasan hutan harus segera dilakukan.

"Pemerintah harus bertindak dengan mengajak masyarakat menanam buah. Misalnya alpukat, manggis, duren, atau nangka, dengan pohonnya yang memiliki akar yang kuat," harap Rosek.

Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengaku, bersama tim tanggap darurat akan melakukan investigasi untuk menemukan persoalan utama penyebab banjir bandang kemarin.

"Kami akan lakukan investigasi, faktor utamanya apa. Bu Wali bersama Pimpinan DPRD sudah dipanggil oleh Kementerian ATR soal RTRW dan RDTK. Nantinya itu akan menjadi panduan penataan kawasan dan justru melindungi dan mencegah bencana alam," kata Punjul.