Sejumlah Petani Sawit Minta Cabut Larangan Ekspor

Sejumlah Petani Sawit Minta Cabut Larangan Ekspor
Lambeturah.co.id - Petani kelapa sawit keluhkan larangan ekspor minyak sawit (Crude palm oil/CPO) dan produk minyak goreng.

Sebuah tempat untuk petani menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saat ini sudah penuh dan harga pun jadi anjlok.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan masih terus berupaya untuk memonitor harga minyak goreng, khususnya minyak goreng curah di seluruh Indonesia.

Diduga Permainkan Pernikahan, Rizky Billar dan Lesti Kejora Bakal Dilaporkan ke Polda Metro Jaya



Target penurunan harga minyak goreng curah adalah Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilo.

"Kita sedang memonitor bersama-sama dengan Satgas pangan untuk kebutuhan minyak curah dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. Kita sudah lihat 50% daerah itu sudah. Kita kan ingin memenuhi kebutuhan di 10 ribu wilayah di Indonesia," kata Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono dikutip dari detikcom, Senin (16/5/2022).

"Sekarang sudah tidak ada antrean, beberapa wilayah juga harga (minyak goreng curah) ada yang sudah mendekat Rp 16.000/liter dan beberapa mencapai Rp 14.000/liter," tambahnya.

Karna hal itu, Veri menjelaskan pihaknya berharap keadaan bisa pulih kembali sehingga tidak berdampak kepada petani.

"Kita harapkan ini bisa cepat pulih kembali sehingga kita bisa normal lagi untuk membuka ekspor. Karena kita ingin petani juga tidak terlalu terdampak untuk seperti itu. Kita juga harus perhatikan hal-hal itu. Kita juga nggak mau mengorbankan petani," katanya.

Terkait larangan ekspor minyak ini akan dicabut. Namun, Veri tidak menjelaskan secara detail terkait kapan waktu tepatnya.

Dirinya hanya mengatakan larangan ekspor akan dicabut, jika harga minyak goreng curah Rp 14.000/liter sudah terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

"Begitu harga Rp 14.000/liter hampir di seluruh wilayah akan kita mengusulkan (pencabutan larangan ekspor). Kita berharap lebih cepat makin bagus. Mohon bersabar, kita berusaha secepat mungkin, kita terus bekerja memantau harga di pasar," tuturnya.

Seperti diketahui, petani kelapa sawit saat ini memang mengeluhkan larangan ekspor CPO dan turunannya berdampak buruk bagi mereka.