Seruan Kekecewaan Anak-Anak Warkop DKI Untuk Warkopi

Seruan Kekecewaan Anak-Anak Warkop DKI Untuk Warkopi
Kemunculan Warkopi yang terang-terangan menyerupai Warkop DKI ternyata tidak disambut baik oleh pihak Lembaga Warkop DKI, Indro Warkop dan anak-anak dari personil Warkop DKI. Diketahui pihak manajemen Warkopi sebelumnya tidak memiliki izin dari Lembaga Warkop DKI sebelum membuat konten di media sosial.

Sekarang giliran anak dari Almarhum Dono, Satrio angkat bicara mengenai polemik yang sedang dialami Warkop DKI. Satrio mengaku dirinya sangat kecewa dengan sikap Warkopi yang sebelumnya tidak memegang izin untuk membuat konten yang serupa dengan Warkop DKI.

“Kalau om Indro sudah sakit hati, secara tidak langsung anaknya juga sakit dan tersinggung. Karena perjuangan bapak saya, om Kasino dan om Indro tidak instan dalam hitungan menit jadi. Mereka jatuh bangun untuk memperjuangkan Warkop DKI, apalagi om Indro di usia yang tidak muda lagi tetap konsisten mempertahankan nama Warkop DKI,” ujar Satrio dalam video klarifikasinya.

Ayah Bibi Andriansyah Tolak Rencana Tes DNA Yang Diusulkan Doddy Sudrajat



“Dan kemudian ada manajemen yang tiba-tiba memanfaatkan tiga karakter ini mengkomersilkan tanpa sepengetahuan dan izin om Indro dan anak-anaknya, bagi saya ini perbuatan tidak beretika,” lanjutnya.

Satrio menambahkan, kalau tiba-tiba dikomersilkan rasanya tidak sebanding dengan perjuangan Dono, Kasino dan Indro yang telah dilalui bertahun-tahun. Dari orang tuanya, Satrio belajar untuk lebih belajar menghargai proses ketimbang hasil.

Seruan serupa juga disampaikan oleh Hada, anak dari Indro Warkop. Hada menyikapi dengan menyayangkan sikap dari Warkopi sudah memproduksi konten yang mempertunjukkan karakteristik yang serupa dengan Warkop DKI.

“Kami sendiri belum bisa mengambil sikap karena belum mengenal mereka. Tapi, yang disayangkan kami sudah dicap arogansi oleh mereka karena dianggap tidak memberi kesempatan tanpa memberi kami waktu untuk bisa memberitahu kepada mereka bahwa adanya Lembaga Warkop ini bukan sia-sia,” ungkap Hada.

“Lembaga Warkop didirikan dengan alasan karena bapak-bapak kami menganggap Warkop tidak akan redup sampai ketiga-tiganya meninggal dunia. Artinya ketika ada Lembaga Warkop berarti ada konsekuensi untuk hal apapun yang berkaitan dengan Warkop DKI,” papar Hada.

Bagi Hada, sejak kecil dirinya diajarkan untuk sadar dengan hukum dan sadar akan hak dan kewajiban, apapun yang dilakukan sebagai pribadi harus memperhatikan terlebih dulu hak dan kewajiban orang lain. Hada menganggap meskipun mereka tidak tahu adanya Lembaga Warkop DKI, mereka yang telah dewasa harusnya sadar ketika viral, apakah yang mereka jalani ini benar atau tidak, apakah mereka berhak untuk menjalankan kemeriahan ini.

Selanjutnya, tanggapan serupa juga hadir dari Hanna, anak almarhum Kasino sekaligus ketua Lembaga Warkop DKI. Tanpa memiliki etika, Warkopi telah memproduksi konten yang serupa dengan Warkop DKI.

Hanna memaparkan jika pihak Lembaga Warkop DKI sangat menghargai dan mengapresiasi setiap kreatifitas dan kreasi anak bangsa, akan tetapi patut disayangkan dalam pelaksanaannya, Warkopi sama sekali belum memperoleh atau meminta izin dari Lembaga Warkop DKI, keluarga Warkop DKI, atau Indro sebagai personil Warkop DKI yang masih hidup.

“Lembaga Warkop DKI memandang perlu untuk mengimbau dan meminta pihak Warkopi serta manajemen menaunginya agar memberhentikan segala kegiatan selama seminggu sejak press realese diterbitkan dalam bentuk apapun yang menggunakan nama Warkop DKI termasuk penggunaan nama Dono, Kasino dan Indro,” beber Hanna.

“Selanjutnya, untuk masyarakat umum termasuk stasiun televisi yang telah menayangkan Warkopi juga tidak berlebihan meminta untuk sementara tidak menyebarkan tayangan-tayangan serupa ataupun menurunkan materi yang sudah menayangkan Warkopi,” tukas Hanna.