Survei Perilaku Wisatawan Saat Liburan: 56% Mengaku Alami Sindrom Turis, 32% Nakal

Survei Perilaku Wisatawan Saat Liburan: 56% Mengaku Alami Sindrom Turis, 32% Nakal
Survei Perilaku Wisatawan Saat Liburan: 56% Mengaku Alami Sindrom Turis, 32% Nakal

Lambeturah.co.id - Sebuah survei mengenai perilaku wisatawan yang dilakukan oleh analis perjalanan Radical Storange menunjukkan bahwa banyak turis cenderung berperilaku nakal saat berlibur.

Menurut laporan dari Travel Daily News pada Jumat (6/12/2024), fenomena ini dikenal sebagai 'sindrom turis'. Radical Storange melakukan survei terhadap 1.231 warga AS untuk mengeksplorasi seberapa umum perilaku buruk yang mereka tunjukkan saat berlibur serta makna psikologis di baliknya.

"Sebagian besar orang (56,5%) mengalami 'sindrom turis' saat liburan," ungkap pernyataan perusahaan tersebut.

Orang-orang yang lebih cenderung berperilaku tidak senonoh saat liburan umumnya berasal dari kalangan muda. Tujuh dari sepuluh (72%) responden berusia antara 18-27 tahun (Gen-Z) mengaku bahwa mereka cenderung berperilaku lain saat berlibur.

Lebih dari setengah responden (56,1%) yang berusia antara 28-43 tahun (milenial) juga mengatakan hal yang sama. Sementara itu, hanya 48,6% dari mereka yang berusia 44-59 tahun (Gen-X) dan 49,1% dari kelompok usia 60-69 tahun (baby boomer) yang merasakan hal serupa.

Namun, perilaku buruk ini sering kali disertai dengan penyesalan dan kesadaran diri. Tiga dari lima orang (62,1%) merasa malu dengan perilaku orang yang bepergian bersama mereka, dan setengah (50%) merasa malu dengan tindakan mereka sendiri.

Empat dari sepuluh orang (42,5%) mengaku pernah melanggar hukum saat berlibur, mengingat bahwa hukum dapat bervariasi di setiap negara. 

"Saat berlibur, Anda mungkin berpikir bahwa Anda melanggar hukum padahal tidak, atau melanggar hukum tanpa menyadarinya," tambahnya.

Setengah dari responden (54,9%) mengaku pernah dimarahi saat berlibur, meskipun ada perbedaan besar antara bersikap sedikit berisik di restoran dan melakukan tindak pidana.

Pria lebih cenderung melanggar hukum saat berlibur dibandingkan wanita, dengan sekitar 50,2% pria melanggar hukum, sementara hanya 37% wanita yang melakukannya.

Tiga perilaku yang paling sering diakui sebagai tindakan yang tidak seharusnya dilakukan saat berlibur adalah menjadi lebih teritorial, seperti meletakkan handuk untuk menandai tempat di tepi kolam renang (34,7%).

Kedua adalah berpose tidak pantas dengan patung (32,3%), dan terakhir, memetik tanaman di cagar alam, taman umum, atau properti pribadi tanpa izin (30,2%).

Kenakalan lain yang diakui oleh responden adalah ketidaksetiaan terhadap pasangan saat berlibur, terutama di luar negeri. 

"Empat dari sepuluh orang (41,3%) mengaku telah berselingkuh dari pasangannya saat liburan. Tiga dari sepuluh orang (28,8%) mengatakan bahwa mereka pergi ke klub tari telanjang saat liburan," jelas survei tersebut.

Sepertiga responden (35,7%) juga menyatakan bahwa mereka lebih cenderung mengunjungi klub tari telanjang saat berlibur, dan 12,9% mengatakan bahwa mereka lebih cenderung menyewa pekerja seks.

Satu dari sepuluh orang (12,4%) juga lebih cenderung menggoda seseorang.

"Empat dari sepuluh orang (40,6%) berargumen bahwa 'liburan adalah waktu untuk bersenang-senang dan bersenang-senang," keterangan hasil survei itu.