Teten Takut PHK Besar Terkait adanya Aplikasi Pembunuh UMKM Buka PT di Indonesia
Lambeturah.co.id - Sebuah aplikasi e-commerce asal China, diketahui sudah mendaftar untuk beroperasi di Indonesia. Menteri Koperasi UKM Teten Masduki menyampaikan bakal berbicara dengan Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas soal platform tersebut.
"Saya sudah lihat memang sudah daftar kemudian ada izin usahanya di Kemenkumham. Saya sudah ngobrol juga dengan Yasonna Laoly yang Menkumham yang lalu. Mungkin nanti juga saya akan bicara Menkumham baru," katanya ditemui usai rapat dengan Komisi VI DPR dan Menteri Perdagangan, pada Rabu (4/9/2024).
Soal Temu, Teten membandingkannya dengan Amazon. Raksasa teknologi dunia itu sudah hadir puluhan tahun dengan 70 jutaan pengguna. Tetapi, Temu dengan cepat bisa mencapai jumlah yang sama hanya dalam waktu dua tahun saja.
Aplikasi seperti Temu bisa menjual barang dengan harga yang sangat murah dibandingkan produk dalam negeri.
"Yang kita pikirkan itu kan dampak bagi UMKM ya. Karena kalau misalnya dari produsen, pabrikan langsung masuk ke konsumen akan sangat murah. Sehingga produk-produk consumer good yang diproduksi di dalam negeri oleh perusahaan UMKM dan industri manufaktur kita pasti tidak bisa kalah bersaing," ucap Teten.
"Artinya akan ada PHK begitu ya, itu kan dampaknya sangat besar," tambahnya.
Diketahui sebelumnya, Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada menyebut Temu sebagai aplikasi e-commerce pembunuh UMKM asal China.
"Temu ini aplikasi jahat dari China, yang kalau dibiarkan masuk [ke tanah air], maka UMKM kita sudah pasti mati. Ini barang langsung datang dari pabrik di China, kemudian tidak ada seller, tidak ada reseller, tidak ada dropshiper, dan tidak ada affiliator. Jadi tidak ada komisi berjenjang seperti yang e-commerce lainnya," ujar Wientor dalam Diskusi Media di kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) Jakarta, Selasa (6/8/2024).
"Jadi kalau mereka kemudian memberikan diskon 90% itu yang dilakukan hampir di setiap negara. Bahkan kami mengindikasikan, di beberapa kondisi mereka memberikan harga 0%. Di AS mereka sempat memberikan harga 0%. Jadi pembeli hanya membayar ongkos kirim," pungkasnya.