Viral! Siswa SMP Ejek Presiden Prabowo dengan Body Shaming, Keluhkan Program Makan Bergizi Gratis

Viral! Siswa SMP Ejek Presiden Prabowo dengan Body Shaming, Keluhkan Program Makan Bergizi Gratis
Viral! Siswa SMP Ejek Presiden Prabowo dengan Body Shaming, Keluhkan Program Makan Bergizi Gratis

Lambeturah.co.id - Jagat media sosial kembali digemparkan oleh ulah seorang siswa SMP yang mengunggah video mengeluhkan belum menerima program makan bergizi gratis.

Dalam video tersebut, siswa itu menyampaikan kritik dengan kata-kata yang tak pantas, termasuk body shaming yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto. Aksi ini langsung menuai berbagai respons dari warganet.

Program makan bergizi gratis yang dikeluhkan siswa tersebut sebenarnya baru berjalan sekitar dua minggu sejak peluncurannya pada 6 Januari 2025.

Hingga saat ini, tercatat 238 Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) telah beroperasi di 31 provinsi, melayani lebih dari 650 ribu penerima manfaat. Program ini dirancang untuk menjangkau siswa PAUD hingga SLB, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Target pemerintah hingga April 2025 adalah meningkatkan jumlah dapur yang beroperasi menjadi 932 unit, sehingga dapat melayani 3 juta penerima manfaat.

Angka ini diharapkan terus bertambah, dengan rencana membuka hingga 5.000 dapur di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2025. Jika target ini tercapai, program tersebut akan menjangkau lebih dari 15 juta jiwa di 514 kabupaten/kota.

Belum diketahui pasti dari sekolah mana siswa dalam video tersebut berasal. Namun, tindakan yang dilakukan telah memicu diskusi publik tentang pentingnya etika dalam menyampaikan kritik, terutama di era digital seperti saat ini.

Selain itu, insiden ini menyoroti perlunya edukasi lebih lanjut mengenai program pemerintah yang sedang berjalan, sehingga masyarakat memahami skala, target, dan capaian program tersebut sebelum memberikan kritik.

Pemerintah pun diharapkan lebih proaktif dalam menyosialisasikan program-programnya agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk menggunakan media sosial secara bijak, menjaga etika dalam berkomunikasi, dan memahami fakta sebelum menyebarkan opini.

Warganet pun diimbau untuk tidak ikut-ikutan menyebarkan ujaran kebencian, tetapi lebih fokus pada kritik membangun demi kemajuan bangsa.