Wali Kota Banda Aceh Menangis, Banyak Wanita Muda Terpaksa Open BO karena Faktor Ekonomi

Lambeturah.co.id - Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, tak kuasa menahan air mata saat menceritakan kondisi prihatin di kotanya. Ia mengungkapkan banyak perempuan muda di Banda Aceh terpaksa melakukan praktik open BO akibat himpitan ekonomi dan minimnya lapangan pekerjaan.
"Enggak ada pilihan. mungkin mereka tidak ada pilihan faktor ekonomi juga." ucap Illiza dalam salah satu kesempatan.
Kisah pilu ini menjadi perhatian luas setelah akun media sosial Lintasmerdeka membagikan pernyataan Illiza. Mereka menulis,
"Wali Kota Banda Aceh, Bunda Eliza illizasaaduddin menangis, saat bercerita banyaknya Perempuan Aceh yang terpaksa Open BO lantaran faktor ekonomi. Minimnya lapangan kerja di Banda Aceh, membuat banyak generasi muda menganggur, bahkan tidak sedikit yang terjerumus dalam Open B O, Nark*ba, Pencur1an dan J*di Onl!ne. Semoga Pemko Banda Aceh bisa membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi anak-anak Muda Banda Aceh,"
Berbagai komentar warganet pun bermunculan. Seorang pengguna akun bernama Kikar menuliskan, "Kek mana lah anak muda usia 28 pun susah cari krja padahal beli map sama potocopi ijazah dll pake duit .. buat lah lapangan krja lebih banyak itu solusi nya mau blg sama pak presiden lagi sibuk mungkin dr ibu lah kmi blg," tulis kikar.
Senada dengan itu, akun Yayuk berkomentar, "Nyari uang susah jadi dibikin mudah ya itu open bo yg cepet dapet uangny dan banyak juga,"
Sementara itu, Rika menyoroti bahwa selain faktor ekonomi, ada juga faktor gaya hidup yang memengaruhi, "Faktor ekonomi ada
Tp banyak juga faktor gaya hidup????,"
Di tengah keprihatinan itu, Wali Kota Illiza terus memperketat operasi penegakan syariat Islam di Banda Aceh. Pada Rabu dini hari (16/4/2025), ia memimpin razia ke sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat maksiat terselubung.
Dalam operasi di sebuah penginapan kawasan Lambaro Skep, petugas menemukan sepasang nonmuhrim di satu kamar lantai dua. Sementara itu, seorang wanita yang sedang menunggu pelanggan turut diamankan di lantai dasar.
"Saya sangat menyesal, Bu," ujar wanita tersebut sambil menangis memeluk Illiza, sebelum akhirnya dibawa menggunakan mobil patroli. Ia juga mengakui bahwa banyak rekannya di Banda Aceh yang berprofesi serupa.
Meski hatinya pilu melihat kenyataan itu, Illiza menegaskan semua pihak yang terlibat, mulai dari pelaku, penyedia tempat, muncikari, hingga pihak yang membekingi, akan diproses sesuai qanun (hukum daerah) yang berlaku di Aceh.
"Sebagal efek jera kepada pelaku dan pelajaran bagi kita semua," ujarnya.
Illiza juga memberikan nasihat kepada para pelanggar yang sebagian besar masih muda, agar mengingat perjuangan orang tua mereka dan segera memohon ampunan kepada Allah.
Dalam kesempatan itu, Illiza kembali menegaskan komitmennya untuk terus menegakkan syariat Islam di Banda Aceh.
"Suka tidak suka, Inilah separuh wajah kota kita hari ini. Kami akan terus mengerahkan segenap daya upaya untuk membenahinya," ujarnya