Ketika All Eyes on Rafah Menggema di Media Sosial, 29 Juta Orang Bagikan Gambar

Ketika All Eyes on Rafah Menggema di Media Sosial, 29 Juta Orang Bagikan Gambar
Ketika All Eyes on Rafah Menggema di Media Sosial, 29 Juta Orang Bagikan Gambar

Lambeturah.co.id - Sebuah gambar dengan slogan “All Eyes on Rafah” diserukan agar orang-orang memberikan perhatian atas perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza menjadi viral di media sosial dalam waktu kurang dari 24 jam. 

Hal ini menyoroti dorongan baru di media sosial oleh para pendukung Palestina menyusul serangan udara Israel yang mematikan di Rafah, Jalur Gaza.

Gambar itu menggambarkan tenda-tenda di sebuah kamp yang disusun dengan tulisan “All Eyes on Rafah”, sebuah wilayah di selatan Gaza yang dipenuhi dengan tenda-tenda pengungsi di mana para pejabat setempat mengatakan setidaknya 45 warga sipil tewas usai serangan Israel pada Minggu, (26/5/2024). 

Dikutip NBC New York, gambar “All Eyes on Rafah” sudah dibagikan lebih dari 29 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam. 

Instagram sudah muncul dalam beberapa bulan terakhir sebagai saluran penting bagi jurnalis Palestina dan pendukung warga Palestina meskipun ada upaya dari pemiliknya, Meta, untuk membatasi penyebaran konten politik – yang mencerminkan peningkatan konten berita yang lebih luas di platform itu. 

Meski gambar “All Eyes on Rafah” sudah menyebar dengan cepat, video dari Rafah yang diposting oleh jurnalis Palestina sudah dibatasi dan dalam beberapa kasus dihapus dari media sosial lantaran menggambarkan dampak yang jelas usai adanya serangan Israel. 

Beberapa unggahan Instagram yang memperlihatkan mayat-mayat yang terbakar dan terluka parah usai serangan baru-baru ini dihapus, dan satu unggahan memiliki filter konten sensitif untuk “konten vulgar atau kekerasan” yang ditempatkan di depannya.  

Sementara itu, Juru bicara Instagram menyampaikan perusahaan menghapus konten itu lantaran bersifat kekerasan dan vulgar dan menurut Meta melanggar kebijakan platform. 

Gambar “All Eyes on Rafah” tidak menggambarkan kekerasan yang sebenarnya terjadi di lapangan, namun gambar itu mencerminkan konten lain yang audah berulang kali menjadi viral dan didukung oleh orang-orang yang memiliki banyak pengikut di media sosial selama delapan bulan terakhir.