Heboh Motor Dua Tahun Parkir di Stasiun Bogor, Biayanya Capai Rp 10 Juta

Heboh Motor Dua Tahun Parkir di Stasiun Bogor, Biayanya Capai Rp 10 Juta
Heboh Motor Dua Tahun Parkir di Stasiun Bogor, Biayanya Capai Rp 10 Juta

Lambeturah.co.id - Viral di media sosial perihal seorang yang memarkir motornya di Stasiun Bogor bertahun-tahun. Motor itu disebut diparkirkan di sana selama dua tahun.

Dalam unggahan, yang dilihat pada Jumat (8/9/2023), unggahan itu merupakan tangkapan layar percakapan via aplikasi perpesanan. Dalam layar aplikasi perpesanan itu, seseorang menceritakan temannya lupa memarkirkan kendaraannya di Stasiun Bogor. Lalu dirinya menanyakan soal prosedur pengambilan motor tersebut.

Terkait hal itu, Manajer Humas KAI Services Nyoman Suardhita menjelaskan pihaknya sudah berupaya menghubungi pemilik motor tapi tak ada respons.

Ia menyampaikan pihak Stasiun Bogor mengecek identitas pemilik kendaraan melalui nomor polisi motor yang terpasang di motor.

"Apakah memang motornya ada atau tidak, sampai hari ini kami tidak mendapat respons dari penumpang. Jadi tidak ada respons," ucapnya.

"Jadi kalau dia mau ambil, ya ambil saja. Cuma bayar selama dua tahun itu. Karena kalau karcisnya hilang, ya bayar karcis. Kalau secara, jadi secara prosedur biasa saja. Mau ke stasiun, ke parkir, ya sudah. Kalau mau keluar, ya sudah bayar," tambahnya.

Nyoman menuturkan memang ada sekitar tiga hingga empat motor di Stasiun Bogor yang terlihat lama tidak diambil. Diperkirakan apabila melihat kondisinya, bisa saja sudah dua tahun.

"Kalau dari bentuk, karena kotor dan berdebu, kemungkinan besar bisa dua tahun. Jadi kemungkinan besar motornya itu. Cuma sekarang kita tinggal nunggu nopolnya saja, Itu kalau dihitung sampai Rp 10 juta tuh, lebih. Jadi kemungkinan besar kalau kata teman-teman, netizen juga bilang, mending beli motor baru," ungkapnya.

Apakah dapat mendapatkan potongan harga atau tidak, Nyoman belum bisa memastikan. Dia bakal mendengar dahulu bagaimana cerita apabila ada motor yang sampai dua tahun tidak diambil.

"Kalau bicara korting, saya nggak bisa jawab bisa atau tidak. Tapi kalau memang dari ceritanya itu bisa kami toleransi, ya mungkin bisa dipertimbangkan oleh manajemen. Tapi saya tidak bisa jawab bisa atau tidak," tandasnya.