Badai eks Kerispatih Sebut LMKN itu Primitif, Sindir Marcell Siahaan?

Badai eks Kerispatih Sebut LMKN itu Primitif, Sindir Marcell Siahaan?
Badai eks Kerispatih Sebut LMKN itu Primitif, Sindir Marcell Siahaan

Lambeturah.co.id - Musisi Marcell Siahaan sempat ikut mengomentari konflik royalti yang belakangan kerap melibatkan penyanyi dan pencipta lagu. 

Menurutnya, masalah royalti antara penyanyi dan pencipta merupakan konflik primitif lantaran dilatarbelakangi ego masing-masing.

Baru-baru ini, menyikapi pernyataan Marcell Siahaan, Badai eks Kerispatih ini ikut memperkenalkan sistem Digital Direct License (DDL) bersama kelompok Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) pun memberi respon yang tidak kalah menohok.

Badai menilai, Marcell Siahaan dan LMKN lah yang kelewat primitif karena masih menerapkan pembayaran royalti zaman dulu dengan sistem manual.

"Hanya orang-orang yang tidak mau berpikiran maju dan modern, yang menghalang-halangi penemuan baru," kata Badai ditemui di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), pada Kamis (25/1/2024).

"Sebenarnya boleh-boleh aja kayak gitu, asal kerjanya benar, pembagiannya sesuai dengan eksploitasi lagunya," tambahnya.

Sepengalaman Badai, sistem pembayaran royalti kepada para pencipta lagu yang selama ini diterapkan LMKN jauh dari kata ideal. Bahkan, besaran uang royalti yang diterima para pencipta lagu pun jauh dari kata adil.

"Selama ini pembagiannya kan sekian kotak, terus dibagi rata. Itu neggak fair lah," ucapnya.

Belum lagi, rumor transparansi LMKN dalam memenuhi hak-hak pencipta lagu juga masih menuai sorotan tajam di kalangan musisi.

"Kemarin kan ada satu petinggi LMKN yang bilang kalau pencipta lagu dan penyanyi berantem itu primitif, lebih primitif mana sama orang yang enggak bayar royalti? Lebih primitif mana sama orang yang enggak transparan di zaman digital gini?," Sindirnya.

"Dari DDL, pencipta lagu akan bisa mendapatkan uangnya secara langsung. Itu sudah diberlakukan di negara-negara lain," tutur Badai. "Kami akan berkarya terus dan tetap mencari keadilan," pungkasnya.