Seorang Guru Dihukum Mati di Arab Saudi Karena Memberikan Kritikan di Medsos

Seorang Guru Dihukum Mati di Arab Saudi Karena Memberikan Kritikan di Medsos
Seorang Guru Dihukum Mati di Arab Saudi Karena Memberikan Kritikan di Medsos

Lambeturah.co.id - Viral di media sosial seorang pensiunan guru mengkritik keluarga 'penguasa' Arab Saudi dan berujung dihukum mati oleh Pengadilan di Arab Saudi .

Pengadilan hukum di Arab Saudi melakukan vonis lantaran dianggap sebagai pembangkang dan tidak setia kepada penguasa kerajaan.

Ia diketahui bernama Mohammed bin Nasser al-Ghamdi yang awalnya mengkritik pemerintah Arab Saudi di media sosial dengan akun anonim. al-Ghamdi adalah seorang pensiunan guru berusia 54 tahun yang hampir tidak memiliki profil publik sebelum dia ditangkap tahun lalu dan dituduh melakukan makar.

Salah satu akun media sosialnya yang menjadi bukti di pengadilan adalah lewat platform X dan hanya memiliki delapan pengikut.

Hukuman itu dijatuhkan pada bulan Juli didasarkan pada pengakuan yang diatribusikan kepada al-Ghamdi setelah penangkapannya. 

"Postingan yang ditulis saudara saya, tidak ada yang mengetahuinya, dan tidak menyebar. Bahkan tidak ada yang melihatnya. Sepertinya mereka ingin membenci atau menyakiti atau mencoba mengganggu saya dengan kasus ini," kata kakaknya Saeed bin Nasser al-Ghamdi, dikutip dari New York Times, pada Senin Sabtu (4/9/2023).

Usai ditahan, al-Ghamdi mengaku ia sejak masih muda memegang keyakinan agama dan politik yang digambarkan oleh jaksa sebagai pelanggaran berat terhadap undang-undang kontraterorisme kerajaan.

Menurut dokumen pengadilan, pengacaranya membantah tuduhan itu dan mengatakan jika kliennya mencintai dan setia kepada Arab Saudi. Pengacara berargumentasi jika kliennya memiliki kondisi neurologis dan kejiwaan yang seharusnya membatalkan pernyataan apa pun yang dikaitkan dengannya.

Dengan begitu, majelis hakim menjatuhkan hukuman mati pada al-Ghamdi, berdasarkan salinan putusan, yang mana putusan ini terbuka untuk banding.

Diketahui sebelumnya, selama delapan tahun terakhir, sang pangeran telah membuat negara yang dulunya ultrakonservatif itu hampir tidak bisa dikenali lagi, dengan mengawasi rencana untuk mendiversifikasi perekonomiannya yang bergantung pada minyak dan mengakhiri serangkaian pembatasan agama dan sosial yang dianggap mencekik oleh banyak warga Arab Saudi.

Dalam beberapa tahun terakhir, hukuman yang lebih berat dijatuhkan kepada warga negara yang mengkritik pemerintah, meskipun pelakunya sudah tidak begitu menonjol lagi.