Keluhan Etnis Rohingya tentang Porsi Nasi di Pengungsian Viral di Media Sosial

Keluhan Etnis Rohingya tentang Porsi Nasi di Pengungsian Viral di Media Sosial
Keluhan Etnis Rohingya tentang Porsi Nasi di Pengungsian Viral di Media Sosial

Lambeturah.co.id - Sebuah video yang menampilkan warga etnis Rohingya di pengungsian di Aceh mengeluhkan porsi nasi yang dianggap terlalu sedikit telah menjadi viral di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @hotlisimanjuntak, terlihat para pengungsi sedang makan siang, sambil mengevaluasi nasi bungkus yang mereka terima.

Dalam narasi video tersebut, tertulis "Nasi Terlalu Sedikit, Pengungsi Rohingya Tidak Puas." Video berdurasi lebih dari 1 menit itu menunjukkan pengambil gambar bertanya tentang kualitas makanan yang diberikan. Namun, sejumlah pengungsi memberikan isyarat bahwa porsi nasi yang diberikan terlalu kecil.

Dalam rekaman tersebut, terdengar percakapan, "What happen? tidak cukup (nasinya). Ini sedikit? terlalu sedikit? Kayanya mereka kurang puas karena terlalu sedikit katanya. Enak, nice? oke," ucap salah seorang pengungsi.

Reaksi terhadap unggahan ini tidak segera diterima dengan baik oleh sejumlah netizen. Beberapa di antaranya mengekspresikan rasa kesal terhadap keluhan etnis Rohingya tersebut.

Sebuah akun dengan nama @Akbar*** menulis, "Usir usir. enak saja mereka. Banyak anak bangsa yg stunting."

Sedangkan @Leobby*** mengungkapkan, "Padahal di Indonesia sekarang banyak juga orang pengangguran dan tidur di jalanan... malah di tampung orang Rohingya."

Sejumlah netizen lainnya juga mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap situasi tersebut.

Seorang netizen dengan akun @????ᥱᑲᥱᥣᥲ*** menyatakan, "Aing yg WNI aja ga pernah dapet makan gratis."

Sementara @masl*** menambahkan, "lah mereka enak... tinggal duduk manis... d kasih makan 3 x sehari lah saya kalau gak d cari gak makan."

Perlu dicatat bahwa sebelumnya, kedatangan etnis Rohingya ini telah mendapatkan penolakan dari sebagian warga Aceh. Bahkan, disayangkan bahwa kedatangan mereka dimanfaatkan oleh oknum pegawai desa untuk diseludupkan.