Kepsek SMPN 2 Cimanggu Ungkap Prestasi Pelaku Bullying Cilacap, Netizen: Kalau Perilaku Bar Bar Ya Percuma

Kepsek SMPN 2 Cimanggu Ungkap Prestasi Pelaku Bullying Cilacap, Netizen: Kalau Perilaku Bar Bar Ya Percuma
Kepsek SMPN 2 Cimanggu Ungkap Prestasi Pelaku Bullying Cilacap, Netizen Geram

Lambeturah.co.id - Sebuah postingan di salah satu akun X telah memicu kemarahan netizen terkait kasus perundungan atau bullying di Cilacap. Postingan tersebut berisi video yang menampilkan penjelasan dari Kepala Sekolah SMPN 2 Cimanggu, Wuri Handayani.

Dalam video yang diunggah tersebut, Kepsek SMPN 2 Cimanggu menceritakan prestasi dari pelaku bullying Cilacap. Menurutnya, pelaku merupakan seorang siswa yang memiliki banyak prestasi dari berbagai kegiatan di sekolah, bahkan berhasil meraih juara dalam cabang pencak silat di tingkat Kabupaten Cilacap.

"Dia (pelaku) anak yang punya bakat lah, artinya dia itu di Pramuka ya oke, terus dia juga ikut ekstra di sekolah.... Dan dia informasinya dari kecil, makanya di SMP Negeri 2 Cimanggu pun, pelaku tersebut ya ekstranya memilih pencak silat," tutur Wuri.

"Dan pelaku itu pernah mengikuti lomba pencak silat, tingkat kabupaten dan meraih juara dua. Jadi prestasi ada, lalu lomba yang kemarin diikuti di awal tahun ajaran, lomba tilawah, itu juga di tingkat kecamatan dan mendapatkan juara, prestasi," sambungnya.

“Video bu Kepsek membicarakan prestasi pelaku bully cilacap. Kenapa gak sebut siswa tersebut nakal sering pindah sekolah dan maling ikan di tambak?” tulis akun X @Pai*** seperti dikutip, Senin (2/10/2023).

Unggahan tersebut langsung mendapatkan reaksi tajam dari netizen, dengan lebih dari 901 komentar dan 182k penayangan hingga Senin pukul 14.30 WIB.

"Aku jadi emosi denger cerita ibu, maksudnya apa ini," tulis akun Akeu**** di kolom komentar.

"Mau apapun dan setinggi apapun prestasi, kalau perilaku bar bar ya percuma. Biar tiap hari ngaji sampai tamat kalau otak sungsang ya percuma," bahas netizen lainnya.

Yunita menyatakan bahwa ia telah mengunjungi korban yang sedang dirawat di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Sabtu (30/9/2023), dan melihat perkembangan kondisinya.
"Pada prinsipnya saya ingin memastikan kondisi korban perundungan yang dirawat di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo," kata Yunita Dyah sebagaimana dilansir Antara.
Yunita menjelaskan bahwa selain perawatan fisik, korban juga telah mendapatkan dukungan dari seorang psikolog. Ia pun berkomunikasi dengan korban menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak. Yunita juga memberikan nasihat kepada FF seperti seorang orang tua kepada anaknya.
Menurutnya, FF menunjukkan ekspresi pemahaman dan bahagia saat berinteraksi dengan keluarganya.
"Saya juga berkomunikasi dengan orang tua korban, dan orang tua menyampaikan bagaimana perilaku anaknya sehari-hari yang suka main layangan dan sangat dekat dengan ibunya," kata mantan Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo itu.
Oleh karena itu, ia merasa terkejut saat mendengar bahwa anak mereka menjadi korban perundungan.
"Maka kami sepakat untuk lebih menjaga dan melindungi anak-anak kita supaya anak-anak kita terlindungi dari upaya perundungan atau kekerasan lainnya," kata Yunita.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Cilacap, Komisaris Polisi Guntar Arif Setiyoko, juga mengonfirmasi bahwa kondisi korban perundungan semakin membaik setelah kunjungan yang dilakukan oleh pejabat daerah dan pihak kepolisian.

Menurut dia, hal itu diketahui saat Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi Summy Hastry Purwanti mengunjungi korban di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo pada Sabtu (30/9).

"Cuma kemarin habis kunjungannya Kabid Dokkes, itu 'kan ada kunjungan Pj Bupati. Nah itu minta nanti Senin (2/10) dicek lagi psikisnya sama psikolog, itu permintaan Pj Bupati," jelasnya.

"Kami gunakan Pasal 170 KUHP karena perbuatannya dilakukan bersama-sama, lebih dari satu orang. Saat ini kedua tersangka kami tempatkan di tempat khusus," jelasnya.

Meskipun demikian, pihak berwenang masih terus melakukan analisis untuk menentukan apakah ada tersangka lain yang terlibat dalam perundungan tersebut, mengingat terdapat sejumlah anak dalam rekaman video yang tampaknya turut serta dalam pembiaran perundungan.

Kasatreskrim menegaskan bahwa mereka tidak akan gegabah dalam menangani kasus ini dan akan memastikan penegakan hukum yang tepat sesuai dengan fakta dan bukti yang ada.
"Diskresi sudah kami lakukan kemarin, cuma 'kan gagal. Jadi secara otomatis kami akan limpahkan berkasnya ke kejaksaan," kata Kompol Guntar.