PBB Umumkan Datangnya El Nino, Jadi 'Petaka Baru' Tingkatkan Suhu Dunia

Fenomena El Nino menjadi sebuah 'petaka baru' yang mulai hadir di dunia. Hal itu diumumkan oleh PBB mewat Badan Meteorologi Dunia (WMO).

PBB Umumkan Datangnya El Nino, Jadi 'Petaka Baru' Tingkatkan Suhu Dunia
PBB Umumkan Datangnya El Nino, Jadi 'Petaka Baru' Tingkatkan Suhu Dunia

Lambeturah.co.id - Fenomena El Nino menjadi sebuah 'petaka baru' yang mulai hadir di dunia. Hal itu diumumkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mewat Badan Meteorologi Dunia (WMO).

WMO memberikan peringatan untuk seluruh pemerintahan di dunia agar bersiap menghadapi cuaca ekstrem dan suhu tertinggi dalam waktu beberapa bulan mendatang.

Diketahui, El Nino merupakan pola iklim alami di Samudra Pasifik tropis dimana suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata serta berpengaruh besar terhadap cuaca di Bumi.

"El Nino sendiri akan sangat meningkatkan kemungkinan terpecahnya rekor suhu dan memicu gelombang panas yang lebih ekstrem di banyak bagian dunia, baik di daratan maupun lautan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dikutip, pada Sabtu (8/7/2023).

"Pernyataan ini merupakan sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan persiapan guna membatasi dampak El Nino terhadap kesehatan, ekosistem, dan ekonomi," tambahnya.

Dalam tiga tahun terakhir, Bumi mencatatkan suhu dengan angka tertinggi. "Kombinasi yang sangat kuat antara El Nino dan pemanasan akibat pembakaran bahan bakar fosil manusia membuat 2016 menjadi tahun terpanas yang tercatat, peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian," ujar WHO.

Kejadian El Nino dikaitkan dengan adanya peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Amerika Selatan bagian selatan, selatan Amerika Serikat (AS), Tanduk Afrika, dan Asia Tengah. Namun, El Nino juga bisa memperburuk kekeringan parah, gelombang panas dibeberapa negara.

Diberitakan sebelumnya, saat ini studi mengatribusikan jika El Nino pada 1997-1998 menghasilkan kerugian pendapatan global sebesar US$5,7 triliun atau sekitar Rp85.747 triliun saat ini. Di 1982-1983, El Nino menimbulkan kerugian sebesar US$4,1 triliun atau sekitar Rp61.677 triliun.

"Cuaca ekstrem yang terkait dengan El Nino menyebabkan banjir, kebakaran hutan, angin topan, dan bencana alam lainnya," tegas ahli iklim Christopher Callahan.

"Karena sistem cuacanya rumit, hal itu juga dapat menekan aktivitas badai di Atlantik," tambah seorang profesor di Universitas Vermont, Lesley-Ann Dupigny-Giroux. "Pola iklim menjadi tidak normal," pungkas seorang profesor ilmu atmosfer di University of California Irvine, Jin-Yi Yu.