Pesulap Merah Beri Klarifikasi soal Dukun yang Berujung Disanksi Adat Dayak

Pesulap Merah pun memberikan Klarifikasi dalam video yang dikirimkan kepada Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta Lawadi Nusah.

Pesulap Merah Beri Klarifikasi soal Dukun yang Berujung Disanksi Adat Dayak
Pesulap Merah Beri Klarifikasi soal Dukun yang Berujung Disanksi Adat Dayak

Lambeturah.co.id - Marcel Radhival alias Pesulap Merah dikenakan sanksi adat Dayak. Pesulap Merah terkait memberi penjelasan soal dianggap yang memicu adanya kesalahpahaman ketika bicara soal dukun.

Pesulap Merah pun memberikan Klarifikasi dalam video yang dikirimkan Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta Lawadi Nusah. Ia menyampaikan usai diklarifikasi Dewan Adat Dayak Jakarta, pada Sabtu (15/4/2023).

"Sekali lagi yang saya tekankan, justru video itu saya buat agar Kalimantan dan Dayak tak lagi dikonotasikan seolah-olah dukun yang menduitkan masyarakat, agar Kalimantan dan Dayak tidak ditakuti atau dianggap seram oleh masyarakat Indonesia," ucap Pesulap Merah.

Pesulap Merah mengatakan momen klarifikasi tersebut ada dukun-dukun yang menggunakan atribut Dayak itu ada yang menipu pasien. Dia juga mengatakan aksi dukun itu hanya untuk menarik uang dari pasien.

"Agar tak lagi kostum Dayak tak lagi dipakai dukun-dukun di Jabodetabek, karena banyak banget dukun-dukun di Jabodetabek yang menggunakan kostum Dayak lalu jual-jual jimat ngeduitin masyarakat dengan kata-kata 'semakin banyak ikhlasnya, maka semakin banyak juga khasiatnya'," ujarnya.

"Itulah ngeduitin. Semakin besar duitnya, maka semakin besar khasiatnya. Padahal itu nggak ada di Dayak," tambahnya.

Kemudian, Pesulap Merah juga meminta maaf apabila ucapannya memicu salah paham. Dia mengaku ucapannya tidak mengomentari soal adat maupun budaya dari suku manapun.

"Maka dari itu, atas kesalahpahaman, sejujurnya, saya pribadi mohon maaf misalkan ada kesalahpahaman di luar sana, mungkin ada kata-kata saya yang memang kurang tepat diucapkan," ungkapnya.

"Tapi saya sejujurnya tidak mengarah ke adat dan budaya. Saya justru ingin memisahkan adat dan budaya kita dari dunia perdukunan, Tapi dengan permintaan maaf ini, bukan berarti saya berhenti membongkar rahasia perdukunan. Membongkar rahasia perdukunan masih akan terus," pungkasnya.