Viral! SLB Dapat Bantuan Alat Belajar Untuk Tunanetra dari Korea Dimintai Biaya Ratusan Juta oleh Bea Cukai Soetta

Viral! SLB Dapat Bantuan Alat Belajar Untuk Tunanetra dari Korea Dimintai Biaya Ratusan Juta oleh Bea Cukai Soetta
Viral! SLB Dapat Bantuan Alat Belajar Untuk Tunanetra dari Korea Dimintai Biaya Ratusan Juta oleh Bea Cukai Soetta

Lambeturah.co.id - Seorang pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina, yang merupakan salah satu SLB tingkat nasional, mengekspresikan kekecewaannya terhadap tindakan Bea Cukai yang membebankan biaya yang fantastis.

Melalui akun X @ijalzaid, Rizal, pengajar tersebut, mengungkapkan bahwa SLB tempatnya mengajar mendapatkan bantuan alat belajar untuk tunanetra dari sebuah perusahaan di Korea.

Namun, ketika hendak mengambil bantuan tersebut, pihak Bea Cukai Soekarno Hatta diduga meminta pembayaran biaya yang mencapai ratusan juta rupiah.

Biaya yang diminta oleh Bea Cukai tersebut dianggap sangat besar oleh pihak SLB, sehingga mereka masih belum dapat menerima barang tersebut.

"SLB saya juga dapet bantuan alat belajar untuk tunanetra dari perusahaan korea. Eh pas mau diambil di beacukai soeta suruh byar ratusan juta. Mana denda gudang per hari. Dari taun 2022 jadi gabisa keambil. Ngendep di sana buat apa gak manfaat juga," ujarnya.

Cuitan Rizal di balasan unggahan X @kikysaputrii langsung menjadi viral dan menarik perhatian Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.

"Boleh dilanjutkan DM ke saya ya informasi detailnya. Ada kemungkinan ini lartas dan butuh izin teknis dari instansi terkait. Tapi kita pastikan lagi," tulis Yustinus lewat akun X @prastow.

Rizal pun kemudian menceritakan kronologi lengkapnya melalui pesan langsung atau DM.

Kasus ini pun memicu kemarahan dari warganet. Banyak yang berbagi pengalaman mereka saat menghadapi instansi pemerintahan tersebut.

"@beacukaiRI kalo bener dosa besar lu zalim sama banyak manusia," ujar akun X @sinsii***.

"Saya ingat dulu sewaktu masih di rscm sekitaran tahun 2004, rscm pernah dapat hibah tempat tidur bekas dari jepang, kata yang melakukan kunjungan ke jepang kondisi masih bagus sekali, waktu akan dikirim, ternyata ada biaya pajak yang harus ditanggung, akhirnya batal," tulis @Gun***.

"Regulasi di @beacukaiRI itu harus dirubah total," tulis @kub***.