Dianggap Arogan, Dua Staf Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Diduga Sita Barang dan Pasport dengan Ketus

Dianggap Arogan, Dua Staf Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Diduga Sita Barang dan Pasport dengan Ketus
Dianggap Arogan, Dua Staf Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Diduga Sita Barang dan Pasport dengan Ketus

Lambeturah.co.id - Kinerja staf custom Bea Cukai Bandara Ngurah Rai sapaan Pangeran dan Nia menjadi sorotan di media sosial. Ada yang mengalami perbuatan tak menyenangkan oleh dua oknum custom Bea Cukai, di terminal Kedatangan Internasional, pada Minggu (17/12/2023) malam. Dua petugas ini sudah diadukan ke Ombudsman Bali, Kepala Bea Cukai RI, dan Bali, juga Kepala Agkasa Pura Bali.

Masalah ini berawal saat MRA bersama rombongan keluarga dari Kualalumpur dengan pesawat Batik Air, dan kembali ke Bali, pada (17/12/2023) sekitar pukul 21.00. Usai scan barcode ECD Bea Cukai, petugas secara mendadak memanggil rombongan. Dari ratusan penumpang pesawat, hanya mereka saja yang dipanggil.

Kemudian, rombongan dan barang bawaan diarahkan ke X Rrai bagasi. Dengan demikian, rombongan ini kooperatif.

"Ya, saya beserta keluarga dan rombongan mengalami perbuatan tidak menyenangkan dari dua orang petugas custom bea cukai yang bernama Pangeran dan Nia," ungkapnya di Denpasar, pada Rabu (20/12/2023).

"Tidak sopan sama sekali. Mimik Pangeran dan Nia sinis bangat. Cara bicaranya tidak menunjukan selaku pelayan public," tambahnya.

Usai ditanyakan, di jawab dengan nada kasar jika mau di periksa. Lantaran tingkah laku para petugas layak berbicara dengan pelaku kejahatan, "MRA melontarkan pernyataan, apa permasalahan sebenarnya sehingga dilakukan pemeriksaan? Di jawab Pengeran, hanya menjalankan tugas," timpalnya.

Walaupun keberatan dengan tingkah laku para petugas, termasuk pasport diambil tanpa alasan, mereka sangat kooperatif saat diinterogasi Pangeran. Awalnya ditanya, di mana tinggal dan apa nama penginapan di Kualalumpur? Walaupun demikian, pertanyaan itu direspon secara sopan. 

Pertanyaan berikut, berapa lama di sana? di jawab dia malam. Itu pun kata–kata kami di pelintir oleh oknum tersebut, 3 hari 2 malam dan kemudian rombongan merespon dengan pertanyaan, apa permasalahannya. Oknum itu dengan mimik wajah marah, dan menunjuk sikap tidak sopan santun kepada orang yang lebih tua.

"Ya, etika dan etitude tidak di tunjukan sama sekali sebagai pelayan public," ucap MRA.

Kemudian, oknum itu terus ngotot. Dia meminta rombongan mengkonfirmasi ke pihak hotel tempat menginap di Kualalumpur. Bahkan, dia tetap dengan pendiriannya harus menunjukan pdf. Rombongan semakin tidak paham apa permasalahan, pun maksud dan tujuannya.

Sebab, bukti confirmation number hotel, reservasi jumlah kamar dan tempat tidur dari periode Desember 15 – 17 -2023 sudah di beberkan dari handphone.

Dengan demikian, Pangeran tetap melontarkan pertanyaan. Kali ini dia persoalkan soal ada keperluan apa ke Kualalumpur, apakah bekerja atau liburan, dengan memperhatikan mimik wajah tampak sinis lagi. Rombongan menjawab, jika hadir undangan acara Ultah komunitas Harley. 

"Sampai segitunya. Kami tunjukan undangan, akan tetapi oknum tersebut tidak percaya. Di situ kami terpancing emosi namun kami terus bersabar," tuturnya.

Dua petugas itu berbicara dengan salah satu dari rombongan dengan menyatakan, ada garis merah, tanpa menjelaskan apa dan di mana itu garis merah. Di sini kuat dugaan, keduanya seolah berusaha merekayasa dan mencari-cari kesalahan. 

Selain dua petugas ini, ada juga petugas lain yang bertanya dan pertanyaan ini sangat disayangkan. Petugas itu malah meminta bukti atribut untuk membuktikan jika mereka sempat menghadiri acara motor Harley.

"Adakah aturan hukum harus membawa helm dari Bali, dan peralatan dari negara setempat. Anah bangat," kisahnya. 

"Kalau memang menjalankan tugas, berlakukan kepada semuanya. Jangan tebang pilih. Kami hampir setiap bulan pergi keluar negeri, tidak ada hal seperti ini, Kami sebagai pelaku pariwisata Bali (pemilik travel agent) merasa sangat dirugikan, nama baik, waktu, pembunuhan karakter, dan dipermalukan di depan umun," sambungnya.

Rombongan pun merasa trauma. Walaupun demikian, mereka berharap agar komunikasi dan pelayanan public lebih di evaluasi terkait sember daya manusianya. 

"Kami telah membuat permohonan pengaduan laporan ketidaknyamanan pelayanan public (complain) atas perilaku oknum custum Bea Cukai Bali, yakni Pangeran dan Nia, yang bertugas di Bandara International" katanya pada Senin (18/2023).

Disisi lain, staf Humas Bea Cukai Ngurah Rai Achmad Nurfahmi (Noeref) menanggapi konfirmasi wartawan melalui pesan pribadi via WhatsApp (WA), dengan 4 kalimat. Namun pernyataannya itu bukan untuk di publikasikan alias off the record. "Info yang saya berikan off the record dan bukan untuk publikasi," tulisnya dalam pesan singkat.