Guru SD dan Suami Sakit Strok di Konawe Diduga Diusir Kades dari Rumah

Guru SD berinisial PD dan suaminya yang memgalami sakit strok, MS di Konawe, Sultra diusir kades dari rumah yang disebut bangunan fasilitas desa.

Guru SD dan Suami Sakit Strok di Konawe Diduga Diusir Kades dari Rumah
Guru SD dan Suami Sakit Strok di Konawe Diduga Diusir Kades dari Rumah

Lambeturah.co.id - Guru Sekolah Dasar (SD) berinisial PD dan suaminya yang memgalami sakit strok, MS di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diusir kepala desa dari rumah yang disebut bangunan fasilitas desa. 

PD pun sempat terjatuh dan pingsan ketika terlibat cekcok dengan kepala desa tersebut. "Istriku dimarahi, diborongi (ramai-ramai), disuruh kosongkan tempat ini (rumah), bisanya seorang pemimpin dia bicara sama perempuan seperti itu. Di situ dia pingsan dan jatuh," ucap MS dikutip beberapa waktu lalu.

MS mengatakan kepala desa dan aparat desa mendatangi tempat mereka dengan membawa linggis. "Mereka datang bawa linggis, kemudian istriku datang. Karena selama ini memang istriku ini yang tinggal di tempat ini," terangnya.

Insiden itu terjadi di Desa Lahotutu, Kecamatan Wonggeduku Barat, Konawe, pada Jumat (28/7) sekitar pukul 10.00 Wita. 

MS menjelaskan kepala desa dan aparatnya marah-marah sambil meminta mereka angkat kaki dari tempat tersebut. 

"Tidak jelas alasannya mereka, pertama katanya mau jadi kantor desa, kedua mau dijadikan tempat aparat, terakhir dia datang pasangkan spanduk Bumdes," ungkapnya.

Diketahui, MS mengungkap istrinya adalah guru di SD Negeri 3 Lambangi, Kecamatan Wonggeduku Barat sejak tahun 2004. Kemudian mereka menempati bangunan fasilitas desa itu sejak dua tahun terakhir atas izin kepala desa.

"Istriku ini mengajar di SD sebelahan dengan tempat ini. Karena rumah kami itu sekitar 20 kilometer dari sekolah, jadi dia sering terlambat, Saya bilang kalau disuruh paksa keluar, terus terang saya ini strok (ringan), tidak bisa kerja, kita tidak punya uang buat bayar orang pindahan. Kalau begitu bantu kasian keluarkan barang-barang. Nantipi katanya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lahotutu, Umar membantah sudah mengusir paksa keluarga MS dari rumah tersebut. 

"Kalau diusir (paksa) itu tidak benar, sebelum itu sudah saya sampaikan kasi waktu satu minggu, saya sampaikan lagi secara kemanusiaan kalau belum ada tempat kasi lagi satu minggu. Saya minta agar cari tempat karena fasilitas itu mau dipakai," ujarnya.

"Terus terang saja tidak saya buat-buat, warga sudah tidak senang sama mereka, karena masyarakat beri secara kemanusiaan tapi mereka tidak tahu diri. Saya sudah tolong kasi tempat tinggal, tadinya mereka didukung dan sekarang sudah tidak lagi. Dan suaminya suka cari masalah," Pungkasnya.