Kepala Sekolah SDN Sugihan 3 Beli dan Setiri Mobil Antar Jemput Siswa

Kepala Sekolah SDN Sugihan 3 Beli dan Setiri Mobil Antar Jemput Siswa
Kepala Sekolah SDN Sugihan 3 Beli dan Setiri Mobil Antar Jemput Siswa

Lambeturah.co.id - SDN Sugihan 3, terletak di tengah persawahan di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, merupakan sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk.

Kondisi ini membuat jumlah siswa di sekolah ini terus berkurang setiap tahunnya karena orangtua lebih memilih sekolah yang lebih mudah diakses.

Untuk mengatasi tantangan ini, pengelola sekolah telah melakukan berbagai upaya. Salah satu langkah penting yang diambil adalah menyediakan layanan mobil antar jemput siswa.

Inisiatif ini berasal dari Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, yaitu Septina Ika Kadarsih. Bu Septina memutuskan untuk membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 seharga Rp 15 juta sekitar satu tahun yang lalu, dan kemudian mengubahnya menjadi mobil antar jemput siswa.

"Belinya sudah sekitar setahun lalu, Rp 15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa. Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing," kata Septina, Senin (11/9/2023).

Septina menjelaskan bahwa semua siswa di sekolah ini menggunakan layanan mobil tersebut setiap harinya, dengan total 25 siswa yang diangkut dalam dua rombongan.

"Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Siswa disini memang banyak juga yang dari Boyolali," paparnya.

Menurut Septina, jika siswa harus berjalan kaki, beberapa di antaranya harus menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan. "Kami merasa kasihan melihat mereka harus berjalan begitu jauh, selain lelah juga bisa membuat mereka terlambat. Dengan adanya mobil ini, mereka tiba di sekolah lebih cepat dan dalam kondisi lebih segar," paparnya.

Setiap hari, siswa yang menggunakan layanan mobil antar jemput hanya perlu membayar Rp 2.000. "Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orangtua juga tidak keberatan, karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru," kata Septina.

Septina juga mengungkapkan bahwa terkadang dia sendiri yang mengemudikan mobil tersebut saat mengantar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan staf yang dapat mengemudikan mobil tersebut.

"Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari 9 perempuan dan satu laki-laki. Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas," paparnya.

Salah satu siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra, mengatakan bahwa dia sangat senang dengan adanya layanan mobil antar jemput ini. "Sekarang saya tidak perlu khawatir terlambat. Dulu, saya harus berangkat ke sekolah pukul 06.00 WIB dan berjalan kaki dari rumah saya di Candi," ucapnya.

"Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan tidak sendiri-sendiri," kata Putra, panggilannya.

Eko Lesmono, Kepala Korwilcambiddik Kecamatan Tengaran, mengungkapkan bahwa dari 33 SD di wilayahnya, 12 sekolah di antaranya telah menerapkan program antar jemput siswa. "Ada yang kerja sama dengan pihak ketiga dan juga beli mobil sendiri," paparnya.

"Selain faktor wilayah dan geografis, dengan adanya mobil ini bisa memberikan kenyamanan dan keamanan untuk siswa. Apalagi saat ini banyak orangtua yang karena kesibukannya, tidak bisa antar jemput anak," jelas Eko.