Marcell Siahaan Komentari Konflik Pencipta Lagu Vs Penyanyi Soal Royalti

Marcell Siahaan Komentari Konflik  Pencipta Lagu Vs Penyanyi Soal Royalti
Marcell Siahaan Komentari Konflik Pencipta Lagu Vs Penyanyi Soal Royalti

Lambeturah.co.id - Marcell Siahaan, penyanyi yang juga merupakan Komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) turut menanggapi konflik antar musisi yang tengah ramai saat ini. Diketahui, belakangan ramai para pencipta lagu atau komposer melarang penyanyi menyanyikan lagunya tersebut.

Menurutnya, hal itu adalah masalah primitif yang seharusnya dapat dihindari. Terlebih menurut Marcell Siahaan, konflik itu bermula dari ego yang dirasakan masing-masing orang.

"Mekanisme berpikir itu harus kita tanamkan dari sekarang. Karena kalau hanya mengedepankan ego, ya enggak akan pernah selesai," ujar Marcell Siahaan saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (17/1/2024).

"Siapa yang lebih penting antara pencipta atau penyanyi. Primitif buat saya kalau seperti itu, apalagi harus mempertontonkan kayak gitu," tambahnya.

Menurut Marcell, para band seharusnya sudah sejak awal membuat kontrak kerja antar personelnya, yang mengatur soal pembagian pemasukan, untuk menghindari konflik-konflik semacam ini seandainya grup itu bubar.

"Padahal gampang sebenarnya. Kalau mau gampang, ketika bikin band ya bikin kontrak dari awal. Bikin kontrak, satu per satu bikin kontrak. Jadi nanti kalau ada yang keluar, jelas pembagiannya, siapa dapat berapa persen," ujar Marcell Siahaan. 

"Supaya nanti kalau ada gonjang-ganjing jadi gampang. Kita kan proyeksinya harus jelas, mungkin sekarang masih band ecek-ecek, tapi siapa tahu nanti akan jadi band sekelas Coldplay, kita enggak pernah tahu. Di situlah baru hitung-hitungan duit," sambungnya.

Terakhir, Ia memgimbau pada para pelaku seni untuk berpikir ulang soal apa yang mau mereka lakukan. Pasalnya, para musisi itu merupakan contoh publik, di mana apapun yang mereka sampaikan memiliki dampak.

"Dan kita harus mikir gini, siapapun itu dengan pesonanya, kharismanya, dengan seberapa banyak followers, dia harus mulai berpikir bahwa apa yan dia katakan, apa yang dia lakukan itu punya dampak," jelasnya.

"Mungkin buat dia gampang, mungkin suatu saat kepepet ya tinggal matiin medsos, matiin akun dan ganti akun baru. Tapi dia pernah berpikir enggak kalau jejak digitalnya itu bisa berdampak ke orang lain," tandasnya.