Puluhan Tahun Kerja Sebagai Operator SPBU Bapak Ini Sukses Kuliahkan Ketiga Anaknya

Puluhan Tahun Kerja Sebagai Operator SPBU Bapak Ini Sukses Kuliahkan Ketiga Anaknya
Puluhan Tahun Kerja Sebagai Operator SPBU Bapak Ini Sukses Kuliahkan Ketiga Anaknya

Lambeturah.co.id - PT Pertamina Patra Niaga terus menjalankan tugas dan fungsi sebagai representasi negara untuk mewujudkan pemerataan energi di seluruh sudut negeri. Misi ini tidak terlepas dari peran penting para petugas yang memberikan layanan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Salah satunya petugas SPBU yang memiliki dedikasi serta loyalitas terhadap tugas yang diemban yakni Lefran Rameng. Pria kelahiran Desa Gangga 1, 24 Februari 1974 ini bekerja sebagai Operator BBM Solar di SPBU 74.95512 Cahaya Kadoodan Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Ayah empat orang anak ini dengan sabar melayani setiap pemilik kendaraan yang antre mengisi BBM. 'Dimulai dari Angka Nol', jadi kalimat yang diucapkannya berulang kali. 

Tak beberapa lama, satu per satu pemilik kendaraan terlayani dengan baik. SPBU yang tadinya ramai menjadi sepi. Ternyata, operasional SPBU siang itu ditutup sementara. Lantaran, Truk Tangki sedang melakukan pengisian ulang BBM ke SPBU.

Ia bercerita sebagai operator SPBU sejak 10 Februari 1996, Lefran memulai tugas perdananya sebagai petugas di SPBU Paal Dua Manado.

Usianya saat itu masih 22 tahun. SPBU Paal Dua sendiri adalah Pompa Digital pertama di Sulut. Ia direkrut lantaran perusahaan sedang membutuhkan tenaga kerja. Setahun bertugas di SPBU Paal Dua, pada tahun 1997, dia dipindahkan ke SPBU 74.95512 Cahaya Kadoodan Kota Bitung. "Di SPBU 74.95512 ini saya sudah 27 tahun. Jika ditotal 28 tahun saya bekerja sebagi petugas SPBU," ujarnya.

"Pasti hasilnya akan menjadi berkat," tambahnya.

Semasa kecil, ia juga menyaksikan sendiri bagaimana ayahnya bekerja sebagai nelayan tradisional yang turun melaut dari pagi hingga petang. "Perjuangan orang tua yang selalu saya ingat. Sehingga ketika memutuskan menikah dan punya anak, saya semangat untuk bekerja. Agar bisa menghidupi anak dan istri di rumah," kenangnya.

Suami dari Agustina Agnes Ogit ini bersyukur mendapat lingkungan pekerjaan yang positif. Semua rekan kerjanya memiliki karakter yang saling menghargai dan mendukung. Kondisi ini yang membuatnya menjadi betah meskipun sudah puluhan tahun bekerja. Ia sadar, setiap pekerjaan pasti ada konsekuensi.

Menurutnya, berkesempatan menjadi karyawan di SPBU memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa.

"Di tempat ini, saya belajar menjadi orang yang bijaksana, memahami karakter setiap konsumen. Belajar untuk meminta maaf meskipun tidak dalam posisi yang salah. Ada banyak ilmu kehidupan yang saya dapatkan selama bekerja menjadi operator di SPBU. Yang paling penting, saya bisa dipertemukan dengan rekan kerja dan juga para pimpinan yang luar biasa," ungkapnya.

"Anak saya yang nomor dua kembar. Sekarang mereka kuliah. Yang satu kuliah di Ilmu Keperawatan. Yang satunya di Fakultas Hukum Universitas Delasalle Manado. Anak keempat sudah kelas dua SMA," sambungnya.

Dia juga bersyukur memiliki istri yang baik dan sederhana. Ia membeberkan, sang istri sehari-harinya bekerja sebagai guru honorer di TK GPDI Imanuel Manembo-nembo. Selain mengajar, istrinya juga berjualan kue-kue kering. Semuanya dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga. 

"Saya selalu percaya kemurahan hati Tuhan. Puji Tuhan hingga saat ini saya masih diberi kekuatan untuk bekerja," tuturnya.

Lefram juga gigih bekerja. Sehari-hari, lulusan SMA Negeri Likupang ini menghabiskan waktu 15 jam untuk melayani setiap konsumen di SPBU. SPBU 74.95512 Cahaya Kadoodan Bitung memiliki 22 karyawan. 16 di antaranya bertugas sebagai operator BBM. 

Masuknya secara menggunakan sistem shift. 16 operator ini dibagi dua shift. Satu shift berjumlah 8 orang. Mulai bekerja dari pada pukul 07.00 hingga 22.00 WITA. 

"Artinya dalam sehari kami bertugas sekira 15 jam, Petugas SPBU itu meskipun seragam merah, tapi tanggal hitam semua. Saya dari awal bekerja sampai sekarang tidak pernah cuti. Karena saya memang senang bekerja. Ketika di rumah, anak-anak adalah prioritas. Dari kecil sampai sudah dewasa mereka paham sistem kerja saya dan semuanya mendukung. Puji Tuhan saya dan istri saling membantu," jelasnya.

Lefran juga memberikan kesaksian akan kuasa Tuhan dalam hidupnya. Selain diberikan keluarga yang suportif, ia pun memiliki lingkungan kerja yang sehat. 

Ia mendapatkan rumah di Perumahan Taman Griya Indah yang terletak di Manembo-Nebo Tengah, Kota Bitung ini diberi sebagai bentuk apresiasi untuknya dan tiga rekan lainnya yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun. Rumah itu sudah ia tempati selama 8 tahun pasca diberikan pada 2016 silam. 

"Dulu, saya tidak punya rumah. Hanya tinggal di kontrakan. Puji Tuhan 2016 saya dikasih satu unit perumahan oleh bapak Anyan Waani. Rumah itu saya tinggali bersama keluarga sampai sekarang. Mendapatkan rekan kerja dan bos yang baik serta memanusiakan manusia adalah anugerah yang tak ternilai harganya," katanya.

Ia berharap, pengalaman hidup dan perjalanannya dalam bekerja sebagai Operator SPBU bisa menjadi motivasi untuk orang lain, khususnya bagi anak-anak muda yang ingin masuk dunia kerja. 

"Kita harus punya integritas dan loyal terhadap tempat kita bekerja. Cintai apa yang dikerjakan jangan muda mengeluh. Dunia ini semakin hari semakin berkembang, persaingan semakin ketat. Jika kita mudah capek, maka cepat tergantikan," pungkasnya.