Tanggapan Kriminolog Soal Remaja di Malang Yang Jadi Korban Perundungan

Tanggapan Kriminolog Soal Remaja di Malang Yang Jadi Korban Perundungan
LambeTurah.co.id - Viral di media sosial video penganiayaan remaja di Malang kota, Jawa Timur. Dalam video tersebut  terlihat seorang remaja putri dipukul oleh beberapa orang, diteriaki, bahkan dilecehkan.

Para pelaku mencapai 10 orang dan tidak hanya terdiri dari perempuan. Ada pula terdengar dalam video suara laki-laki dari balik kamera yang berteriak kepada korban dengan menggunakan bahasa daerah setempat.

Kasus kekerasan tersebut sudah dilaporkan ke Polres Malang. Korban yang didampingi oleh ibunya dan tim kuasa hukum datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. dan pelakujuga turut diperiksa tim penyidik.

Kapolsek Parigi Yang Diduga Perkosa Anak Tersangka Akhirnya Dipecat



“Semula kami melaporkan kejadian pengeroyokan, tapi hari ini bertambah untuk kasus pencabulan,” ujar Leo A Permana, kuasa hukum korban dikutip dari kanal Surabaya.liputan6.com.

Leo juga menambahkan, kasus tersebut terjadi pada Kamis, 18 November 2021. Sekitar pukul 10.00 ketika korban sedang pulang sekolah kemudian dicegat oleh seorang pelaku dan bujuk untuk diajak jalan-jalan.

Namun, korban dibawa ke rumah pelaku. Yang kemudian oleh pelaku melakukan kekerasan fisik. Pelaku juga mengancam akan menyetubuhi korban.

Mengetahui perbuatan itu, istri pelaku marah dan kemudian memanggil delapan orang temannya untuk memukuli korban.

Menanggapi kasus ini, kriminolog Haniva Hasna, M. Krim mengungkap kekecewaannya. “Sedih, kecewa, marah, ngeri, kenapa remaja kita bisa sedemikian kejam. Apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya, kemana perasaannya, apa peran orangtuanya selama ini sehingga anak-anak tidak memiliki hati nurani,” ujar Iva dikutip dari Health Liputan6.com.

Iva juga menambahkan, semakin banyaknya permasalahan yang ada pada remaja saat ini. Moral disengagement adalah salah satu faktor yang ada pada remaja untuk melakukan perilaku yang menyimpang.

“Mereka meyakini bahwa perilaku yang bertentangan dengan standar moral dapat diterima oleh masyarakat.” Kata Iva.

Pada umumnya remaja tidak memiliki pikiran panjang ketika ingin melakukan suatu tindakan impulsive tanpa pertimbangan. Hal ini yang membuat mereka jadi melalaikan konsekuensi terhadap tindakan yang dilakukannya.

Semua yang dilakukannya karena emosi yang berakhir dengan agresi, tanpa pertimbangan apa yang akan terjadi setelahnya. Perundungan yang terjadi pada kasus ini memicu berbagai dampak negatif bagi korban.

“Korban bullying akan merasa ketakutan, perasaan tidak aman, menurunnya rasa percaya diri dan depresi hingga risiko bunuh diri.” Tambah Iva.

”Bahkan, dampaknya dapat berlangsung hingga dewasa,” lanjutnya.

Dampak secara fisik yang terjadi biasanya keluhan sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung berdetak kencang dan nyeri kronis. Tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi perubahan terhadap perilaku, yang membuat nafsu makan berkurang, dan menghindari interaksi sosial, serta prestasi belajar menurun, kemudian susah tidur dan lain-lain.

“Dalam beberapa kasus, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan dan melakukan kekerasan pula kepada orang lain.” Jelas Iva.

Jika terbukti adalah korban pemerkosaan, korban berisiko tinggi akan mengalami gangguan mental seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), serta gangguan kecemasan. Hal ini dapat terjadi kepada korban karena selalu teringat kejadian traumatis, sehingga korban selalu merasa dalam bahaya, ditambah apabila korban mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.