Viral! Emak-Emak di Babelan Bekasi Ngadu ke Kantor Desa Gara-Gara Tak Kuat Bayar Bank Emok

Viral! Emak-Emak di Babelan Bekasi Ngadu ke Kantor Desa Gara-Gara Tak Kuat Bayar Bank Emok
Viral! Emak-Emak di Babelan Bekasi Ngadu ke Kantor Desa Gara-Gara Tak Kuat Bayar Bank Emok

Lambeturah.co.id - Puluhan emak-emak di Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, membuat heboh setelah mendatangi kantor desa pada Rabu siang (8/1/2025).

Mereka mengadukan kesulitan mereka membayar cicilan pinjaman kepada rentenir atau yang lebih dikenal sebagai "Bank Emok" alias Bank Keliling.

Video aksi ini pun viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat warganet.

Dalam rekaman yang beredar, emak-emak tersebut meminta pihak desa membantu menyelesaikan hutang mereka yang sudah tak sanggup lagi mereka bayar.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa usaha yang menjadi sumber penghasilan mereka sedang mengalami penurunan drastis, sehingga cicilan pinjaman tidak dapat dilunasi.

"Usaha kami sekarang lagi sulit. Pendapatan turun, makanya enggak bisa bayar cicilan," ujar salah seorang warga kepada media.

Kepala Desa Kedung Pengawas, Nasrudin, mengaku pihaknya memahami kesulitan yang dihadapi warga. Ia menyatakan akan berupaya mencari solusi dengan memediasi warga dan pihak pemberi pinjaman.

"Kami akan memediasi dengan pihak terkait agar cicilan bisa dibayar tanpa bunga sehingga tidak terlalu memberatkan," jelas Nasrudin saat ditemui di Balai Desa.

Fenomena Bank Emok memang bukan hal baru di wilayah pedesaan. Sistem pinjaman ini sering menjadi pilihan bagi masyarakat kecil yang membutuhkan modal usaha, namun bunga yang tinggi kerap menjadi beban berat bagi peminjam.

Peristiwa ini mendapat beragam respons dari masyarakat, baik di dunia nyata maupun media sosial. Banyak yang mendukung langkah para emak-emak ini untuk mencari bantuan, namun ada juga yang mengingatkan pentingnya memahami konsekuensi sebelum mengambil pinjaman.

""Au ah kita ge Bingung, setau kita nama nya utang mah bayar"" ujar salah satu perangkat desa.

Sementara itu, Nasrudin berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berurusan dengan pinjaman berbunga tinggi.

Ia juga mendorong pemerintah daerah dan lembaga keuangan untuk menyediakan solusi pembiayaan yang lebih ramah bagi masyarakat kecil.

Bagaimana akhir dari masalah ini? Warganet menunggu kelanjutan cerita dari Desa Kedung Pengawas, Bekasi. Semoga solusi terbaik bisa segera ditemukan demi meringankan beban para warga.