Viral Video Kekerasan di Sekolah, Belasan Siswa SMP Disiksa oleh Senior di Hadapan Guru

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa korban dihukum dengan cara push-up di hadapan tiga orang, dua di antaranya adalah siswa SMA dan seorang guru.

Viral Video Kekerasan di Sekolah, Belasan Siswa SMP Disiksa oleh Senior di Hadapan Guru
Viral Video Kekerasan di Sekolah, Belasan Siswa SMP Disiksa oleh Senior di Hadapan Guru

Lambeturah.co.id - Sebuah video kekerasan di sekolah menengah pertama (SMP) tengah menjadi sorotan di media sosial setelah menampilkan adegan beberapa siswa SMP menjadi korban tindak kekerasan dari seorang senior di depan seorang guru. Video tersebut dengan cepat menjadi viral dan menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat.

Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, di mana sejumlah siswa SMP mengalami cedera akibat tindakan kekerasan yang diterapkan oleh seorang senior. Diketahui bahwa kejadian tersebut berawal dari sejumlah siswa yang terlambat mengikuti kegiatan sekolah.

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa korban dihukum dengan cara push-up di hadapan tiga orang, dua di antaranya adalah siswa SMA dan seorang guru. Seorang siswa SMA dengan seragam tampak menendang salah satu korban. Tidak hanya itu, siswa lainnya juga menendang korban yang sedang melakukan push-up, menyebabkan cedera pada bagian tubuh mereka.

Menurut David, salah seorang keluarga korban yang berusia 40 tahun, ada 14 siswa yang menjadi korban kekerasan tersebut. Pelaku kekerasan tersebut ternyata merupakan seorang senior dan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Motif kekerasan diduga karena para korban terlambat mengikuti kegiatan sekolah dan apel.

"Para korban tersebut dihukum karena telat masuk sekolah dan apel kegiatan sehingga di-push up,"

"Sambil dijemur di hadapan seorang guru," ucapnya kepada wartawan di Mapolres Cianjur, Jumat 21 Juli 2023.

Lebih lanjut, David menyebutkan bahwa empat korban mengalami luka parah akibat tindakan kekerasan tersebut. Mereka adalah RF (13), RZ (13), dan MR (13), yang merupakan siswa kelas 2 SMP, serta satu siswa kelas 3 SMP, B (14). Keempat siswa ini mengalami luka serius dan mengeluhkan rasa sakit di bagian tubuh yang terluka.

"Empat korban yang mengalami tindak kekerasan cukup parah, yakni RF (13), RZ (13), MR (13) ketiga siswa kelas 2 SMP, serta satu orang siswa kelas 3 SMP, B (14)," ujarnya.

"Terduga ini merupakan siswa SMK dan para korban siswa SMP. Sekolah mereka satu komplek, bahkan ada pondok pesantrennya juga," ucapnya.

David telah melaporkan insiden ini kepada pihak kepolisian dan berharap ada proses hukum yang tepat untuk pelaku. "Kami datang ke Mapolres untuk melaporkan kejadian yang dialami korban, agar menjadi efek jera bagi pelaku," tegasnya.

Kepolisian setempat telah mengambil tindakan untuk menyelidiki kasus ini dan menindaklanjuti laporan dari David. Pihak sekolah juga diharapkan turut bekerja sama dalam mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan atas tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima tersebut. Semoga kejadian ini dapat menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan dan menjaga keamanan serta kesejahteraan para siswa di lingkungan sekolah.