Begini Respons Alfamart soal Karyawan Belum Seminggu Kerja “Resign” Gegara Harus Ganti Barang yang Hilang

Presiden Direktur AMRT mengatakan, pihaknya tidak menutup mata perihal adanya masalah ini di lingkungan pekerja Alfamart.

Begini Respons Alfamart soal Karyawan Belum Seminggu Kerja “Resign” Gegara Harus Ganti Barang yang Hilang
Begini Respons Alfamart soal Karyawan Belum Seminggu Kerja “Resign” Gegara Harus Ganti Barang yang Hilang

Lambeturah.co.id - Ramai di sosial media, beberapa karyawan Alfamart berhenti bekerja dalam waktu yang singkat, bahkan hanya mampu bertahan kurang dari seminggu viral di media sosial.

Beberapa pegawainya mengaku hal itu terpaksa dilakukan lantaran tidak sanggup membayar ganti rugi barang yang hilang.

Sementara itu, Anggara Hans Prawira, selaku Presiden Direktur AMRT mengatakan, pihaknya tidak menutup mata perihal adanya masalah ini di lingkungan pekerja Alfamart.

Ia pun memastikan jumlah karyawan yang resign akibat alasan itu tidak banyak.

“Saya pikir kalau dibilang banyak kita masih berada di batas yang rendah. Angkanya berapa saya enggak ingat persis. Kita juga enggak menutup mata dengan sosial media seolah enggak terjadi, tapi hal itu tidak banyak,” ucap Anggara dikutip, pada Jumat (19/5/2023).

Memang karyawan harus ganti barang yang hilang Anggara pun membenarkan, jika secara regulasi di perusahaan ataupun perusahaan retail lainnya, mengharuskan karyawan untuk mengganti barang yang hilang.

Namun, hal ini memiliki batas toleransi, yang disetujui karyawan ketika menandatangani perjanjian kerja.

“Banyak karyawan yang resign karena harus ganti barang hilang, memang betul bahwa di perusahaan kita ataupun di perusahaan retail juga pasti ada yang namanya batas toleransi, dan kalau hilangnya sangat besar, dan lewat batas toleransi, ada kewajiban karyawan untuk mengganti,” ujarnya.

“Memang itu ada policy yang juga sudah disetujui oleh karyawan saat masuk, dan bukannya dia enggak tau. Tapi (penggantian) ada batas toleransinya yang wajar, jika (terlalu besar) artinya ini tidak wajar, apakah dia memang kurang paham dan harus diperbaiki, atau memang ada fraud secara internal,” tambahnya.

Dengan demikian, Anggara juga memastikan pihaknya bersikap koperatif terhadap masalah tersebut. 

“Kita punya datanya semua. Kita juga tidak mengeneralisasi. Kalau ada selisih besar, pasti kita bebankan. Buktikan saja ada apa, permasalahannya seperti apa, kalau dibuktikan (misal) dari CCTV, ada konsumen yang ambil barang, kita ya enggak bebankan ke karyawan,” tegasnya.