Imbas Kebakaran, TPA Sarimukti Terancam Ditutup untuk Kota Bandung

Untuk menunggu TPA Sarimukti kembali dibuka, masyarakat Kota Bandung diimbau untuk tidak membuang sampahnya ke TPS terlebih dahulu. 

Imbas Kebakaran, TPA Sarimukti Terancam Ditutup untuk Kota Bandung
Imbas Kebakaran, TPA Sarimukti Terancam Ditutup untuk Kota Bandung

Lambeturah.co.id - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat terpaksa ditutup sementara buntut terjadinya kebakaran. Akibatnya proses pengiriman sampah dari Kota Bandung ke TPA itu terganggu.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan, sejak Selasa (22/8/2023), sejumlah truk pengangkut sampah di wilayahnya tidak bisa membuang muatannya ke TPA. 

"Dari mulai kemarin jam 09.17 WIB. Truk-truk kita yang ada sekitar 188 truk, kemarin yang mengantre di sana itu, kita kembalikan ke Bandung, dengan posisi bawa sampah. karena tidak bisa buang kemarin, jadi balik lagi ke Bandung dengan posisi membawa sampah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi, Rabu (23/8/2023).

"Iya, ini berpotensi untuk Bandung Darurat Sampah. Karena TPA-nya ditutup, ya," tambahnya.

Untuk menunggu TPA Sarimukti kembali dibuka, masyarakat Kota Bandung diimbau untuk tidak membuang sampahnya ke TPS (tempat penampungan sementara) terlebih dahulu. 

"Dan masyarakat diimbau untuk menahan sampahnya di rumah. Syukur-syukur bisa diolah, begitulah ya. Dipisahkan sampah organik sama yang anorganik. Yang organik itu bisa dengan mempergunakan loseda, komposter, gitulah ya, bata terawang. Nah kalau yang anorganik, silakan dikirimkan atau disetorkan ke bank sampah. Dengan cara seperti ini, diharapkan, kita sama-samalah untuk menanggulangi sampah ini pasca ditutupnya Sarimukti untuk sementara," ujar Dudy.

Dudy juga mengatakan jika saat ini, sampah yang menjadi prioritas untuk diangkut ke TPS-TPS merupakan sampah-sampah yang ada di pinggir jalan. 

"Jangan membuang sampah di pinggir jalan lah. Jadi sampahnya ditahan aja di rumah. Syukur-syukur bisa dipilah, bisa diolah, dan bisa, apa, dimanfaatkanlah, jadi selesai sampahnya di sumber," ungkapnya.

Dia juga membeberkan, prototipe tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Cicukang Holis belum bisa membantu banyak. Hal ini lantaran kapasitas yang dapat ditampung TPST Cicukang Holis hanya mampu menampung 10 ton sampah per harinya.

"Yang sudah beroperasi kan yang di Cicukang Holis ya. Tapi kan itu hanya 10 ton. Sementara kan tiap hari kan 1.300 ton. Kalau yang itu mah, tetap berjalan. Hanya ya, tidak signifikanlah," tuturnya.

"Saya nggak bisa bilang sampai kapan ya, karena sampe TPA Sarimukti aja bisa buka, mungkin kita bisa segera memulihkan, gitulah ya. Kan ini juga butuh proses ya. Kan tidak serta-merta TPA Sarimukti dibuka, terus kita menjadi normal. Pasti butuh waktu juga kami, seperti pengalaman2 kemaren2 gitu. Mudah-mudahan kalau hari ini itu apinya sudah padam, ya kita berharap apakah hari ini atau besok itu dibuka gitu," pungkasnya.