Jalan Akses Menuju Wisata Tampaksiring di Bali Ambles hingga 70 Meter

Jalan Akses Menuju Wisata Tampaksiring di Bali Ambles hingga 70 Meter
Jalan Akses Menuju Wisata Tampaksiring di Bali Ambles hingga 70 Meter

Lambeturah.co.id - Jalan akses penting menuju keindahan wisata di Kecamatan Tegallalang-Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, mengalami kejadian yang sangat memprihatinkan. Jalan ini, yang memiliki lebar lebih dari 30 meter, terputus akibat amblesnya tanah hingga mencapai kedalaman mencengangkan, yakni sekitar 70 meter.

Jalan ini tidak hanya merupakan jalur utama bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam Desa Kedisan, Tegallalang, tetapi juga menjadi jalur vital bagi penduduk setempat yang menggunakannya untuk mengakses pasar dan sekolah.

I Kadek Juniantara, Kepala Dusun Banjar Cebok, Desa Kedisan, menjelaskan bahwa awalnya kerusakan jalan ini dimulai sebagai lubang kecil, namun seiring berjalannya waktu, masalah ini semakin memburuk hingga akhirnya menyebabkan amblesnya sebagian besar jalan tersebut.

Pihak desa telah melakukan upaya untuk menutup akses mobil ke jalan ini, mengingat keadaan yang semakin parah, tetapi sayangnya masih ada beberapa pengendara mobil yang tidak memedulikannya dan tetap melintas di jalur tersebut. Bahkan, pihak desa pernah memasang portal pembatas untuk memperingatkan pengguna jalan, namun masih ada yang nekat melewati jalur tersebut karena dianggap sebagai jalur pintas, terutama oleh wisatawan.

"Namun, masih saja ada pengendara mobil yang tak peduli dan tetap melintas jalur ini. Bahkan, dipasangi portal pembatas tetap dipaksakan karena ini adalah jalan wisata dan jalur pintas juga, " katanya, Selasa (12/9/2023).

Menurut Juniantara, dua hari sebelum kejadian pada Senin (11/9/2023), pihak desa kembali memasang portal pembatas sebagai langkah antisipasi mengingat kondisi jalan yang semakin memburuk. Sayangnya, upaya tersebut tidak mencegah terjadinya kejadian tragis ini, dan pada akhirnya pada malam itu sekitar pukul 23.00 Wita, jalan tersebut ambles secara total.

Selain jalan itu sendiri, tanah di sebelah jalan juga ikut amblas, yang berdampak pada putusnya jalur irigasi. Untuk mengatasi masalah ini, aliran air subak harus dialihkan agar tanah tidak terus ambles.

Juniantara menunjukkan bahwa mobilitas penduduk setempat kini mengalami kesulitan yang signifikan. Mereka harus menempuh perjalanan lebih dari tujuh kilometer (dari Banjar Cebok) hanya untuk mencapai kantor desa.

Hal yang sama berlaku untuk akses ke sekolah, yang sebagian besar anak Banjar Cebok harus menghadapinya setiap harinya, mulai dari tingkat paud hingga SMP.

"Sebagian besar anak Banjar Cebok sekolah di Kedisan. Dari paud, TK, SD sampai SMP," tambahnya.

Dalam konteks ini, Juniantara berharap bahwa pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk merealisasikan pembangunan jalan baru yang memadai.

Selain itu, pihak desa juga telah melaporkan kondisi jalan ini kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar, dengan harapan agar masalah ini segera mendapatkan perhatian serius dan solusi yang memadai.