Kemdikbud Minta Sekolah Tak Jual Seragam Mahal Bisa Bebani Ortu

Terkait hal itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta pihak sekolah tidak membebani orang tua.

Kemdikbud Minta Sekolah Tak Jual Seragam Mahal Bisa Bebani Ortu
Kemdikbud Minta Sekolah Tak Jual Seragam Mahal Bisa Bebani Ortu

Lambeturah.co.id - Sempat viral wali murid di salah satu sekolah di Tulungagung yang mengeluhkan tentang harga seragam mahal

Terkait hal itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta pihak sekolah tidak membebani orang tua.

"Kemendikbudristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan Komite Sekolah dan persatuan orang tua murid dan guru (POMG) untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah, termasuk penentuan harga serta pilihan untuk mengatur adanya seragam khas sekolah. Pilihan yang ditetapkan tidak boleh membebani pihak orang tua," ucap Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek, Anang Ristanto, pada Rabu (26/7/2023).

"Kemendikbudristek melalui Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menegaskan bahwa kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orang tua dapat didiskusikan dan dimusyawarahkan bersama dengan Komite Sekolah," tambahnya.

Sebelumnya, Wali murid SMA Negeri 1 Kedungwaru, Tulungagung, mengeluhkan mahalnya biaya pembelian seragam dan atribut siswa baru di sekolah. 

Salah seorang wali murid berinisial NE menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan seragam dan atribut anaknya yang menginjak kelas X, ia harus merogoh kocek Rp 2.360.000.

"Kalau melihat harganya saya rasa cukup mahal, itu belinya di (koperasi) sekolah," ujar NE.

Usai Tulungagung, kini wali murid SMAN/SMKN di Kabupaten dan Kota Mojokerto mengeluhkan hal serupa. Harga seragam mencapai Rp 495 ribu per setel. Dilansir detikJatim, keluhan datang salah satunya dari wali murid SMKN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Orang tua berinisial ST harus membayar Rp 2.055.000 ke koperasi siswa SMKN 1 Sooko Bina Mandiri untuk seragam putrinya. Sang putri tercatat sebagai siswi baru jurusan akuntansi di sekolah tersebut.