Komnas Perempuan Minta Jangan Dianggap Settingan Dalam Kasus KDRT Lesti Kejora

Komnas Perempuan Minta Jangan Dianggap Settingan Dalam Kasus KDRT Lesti Kejora
Komnas Perempuan Minta Jangan Dianggap Settingan Dalam Kasus KDRT Lesti Kejora

Lambeturah.co.id - Komnas Perempuan buka suara terkait adanya dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Lesti Kejora

Komnas Perempuan juga meminta agar kasus KDRT ini tidak dianggap sebagai settingan.

"Kekerasan dalam rumah tangga, tidak boleh dijadikan candaan atau dianggap sebagai settingan. Karena menjadi korban kekerasan itu menyakitkan, dan butuh keberanian pada korban untuk bersuara di tengah nilai-nilai yang masih membenarkan kekerasan terhadap istri. Kita harus mendukung LK untuk melewati masa-masa sulitnya, pulih dan tetap bisa terus berkarya," ucap Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, beberapa waktu lalu.

"Komnas Perempuan prihatin atas kekerasan yang menimpa LK dan mendukung LK untuk mengklaim keadilannya. Kekerasan fisik, dan psikis yang dilakukan oleh RB dalam kasus ini merupakan perwujudan ketimpangan hubungan kekuasaan dalam relasi perkawinan, yang menempatkan LK sebagai istri dalam posisi subordinasi di hadapan suami. Dimana hal tersebut bersumber dari diskriminasi terhadap peran perempuan," sambungnya.

Ia pun mengingatkan jika kemesraan yang ditampilkan publik figur tidak menjamin tidak adanya KDRT. Hal itu bisa terjadi karena ketegangan emosi.

"Terkait dengan tampilan ke public bahwa keduanya selalu tampil romantic di depan public, yang harus dipahami dalam KDRT terdapat siklus kekerasan yaitu tahap ketegangan-kekerasan-minta maaf/bulan madu-kondisi membaik. Siklus ini terus berputar, kekerasan yang dialami korban akan meningkat kualitas maupun intensitasnya, Komunikasi yang buruk menyebabkan komunikasi yang terjadi bersifat saling menyakiti hati," ujarnya.

Tak hanya itu, ketegangan tidak berakhir dengan baik, sebab adanya kekerasan fisik.

"Ia merasa bahwa dengan jalan ini maka ketegangan dapat berakhir, dan situasi akan kembali terkendali. Dengan cara kekerasan, ia juga sedang menunjukkan siapa yang lebih kuat dan berkuasa," pungkasnya.