Mantan Sipir Ungkap Keterangan Tio Pakusadewo soal Dugaan Monopoli Bisnis di Penjara

Menurut mantan sipir berinisial AB jika seluruh keterangan Tio itu memang benar adanya di Rutan dan Lapas.

Mantan Sipir Ungkap Keterangan Tio Pakusadewo soal Dugaan Monopoli Bisnis di Penjara
Mantan Sipir Ungkap Keterangan Tio Pakusadewo soal Dugaan Monopoli Bisnis di Penjara

Lambeturah.co.id - Sempat viral di media sosial terkait dugaan bisnis di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan yang menjadi sorotan Hal itu diungkap oleh mantan sipir di Jakarta, pada Senin (8/5/2023).

Sebelumnya, aktor Tio Pakusadewo membeberkan dugaan monopoli bisnis di Rutan dan Lapas yang dijalankan anak menteri dan dibenarkan mantan sipir di Jakarta tersebut.

Menurut mantan sipir berinisial AB jika seluruh keterangan Tio itu memang benar adanya di Rutan dan Lapas.

AB juga menjelaskan, dugaan monopoli bisnis anak menteri itu sudah berjalan lama.

“Awalnya di Lapas ada koperasi dijalankan pegawai. Tapi dimonopoli yayasan itu semua, alasannya ya pembinaan ke narapidana,” ujar AB pada awak media di kawasan Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, saat koperasi yang menjajakan makanan dan kebutuhan sehari-hari dijalankan para pegawai dan seluruh keuntungan dibagi rata.

Namun usai koperasi itu diambil alih secara paksa diduga oleh yayasan anak menteri. Semua keuntungan diduga masuk ke kantong pribadi.

“Ada pegawai yang lagi kredit mobil bak untuk usaha jualan sayur di Lapas. Tapi setelah ada yayasan mobil ditarik, enggak kuat bayar cicilan. Enggak ada pegawai berani melawan,” ungkapnya.

“Rokok misalnya, bisa dua kali lipat. Dari harga Rp25 ribu jadi Rp50 ribu. Kopi Rp5 ribu, tapi gelas kecil. Barang dijual di yayasan macam-macam, makanan, minuman, hingga alat mandi,” tambahnya.

Perihal kualitas barang dijual, AB juga membeberkan, air minum kemasan yang dijajakan sangat buruk lantaran merupakan air tanah disuling sehingga hasilnya kadang bagus tapi juga kadang buruk.

Menurutnya, hanya warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki kantong cekak memilih beli di sana, sedangkan WBP berduit seperti kasus tindak pidana korupsi tidak membeli.

“Kalau napi korupsi ya beli dari luar sendiri, mana mau mereka minum air begitu. Intinya di dalam kalau ada duit ya aman, kalau enggak ada terima nasib. Semua butuh duit,” bebernya lagi.

Sementara itu, awak media mencoba mengonfirmasi terkait pernyataan AB itu kepada Koordinator Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti. Namun, Rika balik bertanya terkait sosok narasumber yang memberi keterangan tanpa memberi tanggapan atas pernyataan AB kepada awak media.

“Info dari mana, siapa,” tandas Rika ketika dikonfirmasi.