BMKG Sebut Musim Kemarau Dampak El Nino Diprediksi Sampai Oktober 2023

Diprediksi, tahun ini El Nino tahun bakal mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September nanti. 

BMKG Sebut Musim Kemarau Dampak El Nino Diprediksi Sampai Oktober 2023
BMKG Sebut Musim Kemarau Dampak El Nino Diprediksi Sampai Oktober 2023

Lambeturah.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan, untuk kali ini El Nino bakal menimbulkan kekeringan lebih ekstrem dan mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. 

Berdasarkan data di sejumlah wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami hari tanpa hujan yang panjang. Diprediksi, tahun ini El Nino tahun bakal mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September nanti. 

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A Fachri Rajab, hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan, 63% dari zona musim sudah memasuki musim kemarau.

Di mana, dari pantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar positif 1,14 yang mengindikasikan intensitas El Nino terus menguat, sejak awal Juli.

"Di Indonesia, El Nino memberikan dampak kondisi lebih kering sehingga curah hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat," ucap Fachri dikutip dari situs resmi BMKG, pada Kamis (3/8/2023).

"Kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya," Sambungnya.

Ia menjelaskan, sejumlah daerah di Indonesia akan mengalami dampak akibat El Nino. Diantaranya Sumatra seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Kemudian, sejumlah daerah itu diprediksi akan mengalami curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

"Prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan sebagai besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah bahkan sebagian lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti, jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan," ujarnya.

BMKG, menambahkan, mendorong pemerintah daerah-khususnya daerah yang diprediksi terdampak serius agar melakukan langkah mitigasi dan aksi siap siaga secepat mungkin.

"Caranya, melakukan gerakan panen hujan, memasifkan gerakan hemat air, dan menyiapkan tempat cadangan air untuk puncak kemarau," ucapnya.

"Sektor yang paling terdampak fenomena El Nino adalah sektor pertanian, utamanya tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Rendahnya curah hujan akan mengakibatkan lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen," pungkasnya.