Duh! Jomblo Bisa Berisiko 2 Kali Mengalami Kesepian Picu Kematian

Duh! Jomblo Bisa Berisiko 2 Kali Mengalami Kesepian Picu Kematian
Duh! Jomblo Bisa Berisiko 2 Kali Mengalami Kesepian Picu Kematian

Lambeturah.co.id - Penelitian terbaru Health Collaborative Center (HCC) mengungkapkan adanya temuan menarik, single atau jomblo bisa berisiko 2 kali lipat lebih besar alami kesepian sedang, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik sakit jantung hingga kematian jika tidak ditangani.

Peneliti utama dan Ketua HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menuturkan adanya temuan ini didapatkan pada 1.229 responden warga Jabodetabek, yang dinilai bisa mewakili hampir seluruh masyarakat Indonesia.

"Sebenarnya studi kami menemukan bahwa 60 persen orang yang tidak menikah atau jomblo itu ternyata diidentifikasi sebagai kesepian derajat sedang," kata Dr. Ray di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikutip pada Kamis (21/10/2023).

Dr. Ray menjelaskan kategori kesepian derajat sedang, merupakan seseorang yang perlu mendapatkan bantuan ahli atau pakar seperti psikolog untuk menangani kondisinya, dan tidak bisa diatasi sendiri. 

Adapun tingkat skor kesepian secara umum dibagi dalam 4 tahap yakni tidak kesepian, kesepian rendah, kesepian sedang dan kesepian berat. 

Meski jomblo berisiko 2 kali lipat atau 60 persen alami kesepian sedang, namun Dr. Ray menegaskan kondisi ini tidak serta merta terjadi, lantaran ada faktor lain yang meningkatkan risiko kesepian sedang yaitu perantau 56 persen, usia muda 20 hingga 40 tahun risikonya 51 persen, dan perempuan 52 persen.

"Jadi yang perlu dilakukan adalah skrining lagi, apakah benar karena status jomblonya? Atau karena dia tidak memiliki akses ruang publik. Atau mungkin dia tidak memiliki support yang mendukung, atau mungkin sebaliknya dia memiliki gangguan organik lain yang tidak disadari," ungkap dokter yang juga kerap melakukan riset dan edukasi promosi kesehatan masyarakat tersebut.

Ia juga mengingatkan, usai skrining dan dipastikan alami kesepian, tidak lantas jomblo harus menikah. Ini karena menikah juga bukanlah jawaban dan solusi masalah kesepian, tapi faktor pencetus kesepian tersebut. 

"Kalau sudah jomblo dan kesepian disuruh nikah saja gitu, belum tentu. Karena kita tahu akan begitu banyak masalah yang ditemukan ketika orang belum siap nikah untuk nikah, tetapi komunikasi sekarang bukan soal status jomblo atau status belum menikah, cari variabel penghubungnya dulu," kata Dr. Ray.

"Tetapi 47 persen yang sudah menikah pun tetap kesepian. Jadi tidak ada jaminan, satatus pernikahan itu memang tidak bisa dikatakan penyebab atau bukan penyebab kesepian," tambahnya.

Dokter itu pun mengingatkan seorang jomblo harus mengetahui status kesehatan jiwanya, dan bahwa masuk kategori kesepian sedang hingga berat maka segera diterapi.

"Karena kesepian bisa memberikan dampak yang cukup fatal kalau dibiarkan," paparnya.

"WHO sendiri sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa bahaya dari kesepian dapat meningkatkan terjadinya gangguan kesehatan jiwa, meningkatkan risiko penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah yang berbahaya bahkan meningkatkan risiko kematian,” pungkasnya.