Mendagri Ingatkan Pentingnya Diversifikasi Pangan bagi Warga Indonesia: Jangan Cuma Fokus Makan Beras

Mendagri Ingatkan Pentingnya Diversifikasi Pangan bagi Warga Indonesia: Jangan Cuma Fokus Makan Beras
Mendagri Ingatkan Pentingnya Diversifikasi Pangan bagi Warga Indonesia: Jangan Cuma Fokus Makan Beras

Lambeturah.co.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan diversifikasi pangan dan tidak hanya bergantung pada beras sebagai makanan utama.

"Saran saya untuk kita semua warga negara Indonesia, kuncinya selain stok (beras) adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga karbohidrat-karbohidrat yang lain," pesan Tito usai menghadiri Seminar Internasional Desentralisasi Fiskal di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).

"Kita tahu beberapa jenis beras menggandung gula, enggak bagus. Bisa menjadi sumber penyakit diabetes melitus, gula," imbuhnya.

Lebih lanjut, Tito mengungkapkan kekhawatiran mengenai beberapa jenis beras yang tinggi kandungan gulanya, yang dapat berpotensi menyebabkan penyakit diabetes melitus. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mencari sumber karbohidrat lain yang lebih sehat.

Tito juga berbagi pengalaman pribadinya saat ditempatkan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia tengah hingga timur, ketika ia masih menjadi seorang polisi. Menurutnya, banyak sumber karbohidrat lain yang dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok.

Beberapa di antaranya yang ia sebutkan meliputi papeda, sorgum, sagu, jagung, talas, yam, ubi jalar, dan sukun. Tito menegaskan bahwa semua bahan-bahan tersebut bisa menjadi pengganti beras yang sehat.

"Sementara seperti ketela, ini orang-orang kota malah sudah banyak beralih ke makanan nonberas, kenapa kita tidak menggenjot kampanye agar masyarakat tidak hanya bergantung kepada beras? Bisa menyehatkan untuk makanan-makanan nonberas, juga mengurangi beban kita untuk mengadakan beras," jelasnya.

"Jangan merasa minder dan merasa rendah untuk makan makanan itu. Saya saja makan-makanan itu tiap hari, yakni keladi, kemudian sukun, jagung, itu semua makan makanan sehat," lanjut Tito.

Tito menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk merasa minder atau rendah hati ketika mengonsumsi makanan alternatif tersebut. Ia bahkan mengungkapkan bahwa dirinya pribadi sering mengonsumsi makanan-makanan tersebut, seperti keladi, sukun, jagung, yang semuanya dianggapnya sebagai makanan sehat.

Tito juga mencatat bahwa pemerintah saat ini masih terus mengumpulkan hasil panen beras dari tujuh provinsi di Indonesia. Di samping itu, ia menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, dan Kementerian Perdagangan untuk mengimpor beras guna menjaga stok beras aman sebanyak 2 juta ton.

Dalam kerangka perannya dalam perberasan, Tito memaparkan dua tugas utama.

Pertama, memperkuat pendataan mengenai produksi beras dalam negeri.

Kedua, berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran proses impor beras. Tito menekankan bahwa setelah beras impor tiba, harus segera didistribusikan ke pasar agar tidak ada kelangkaan pasokan.