Poltekpel Surabaya Buka Suara Soal Tewasnya Mahasiswa Diduga Dianiaya

Pihak Politeknik telah menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian. Hal itu disampaikan oleh Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada.

Poltekpel Surabaya Buka Suara Soal Tewasnya Mahasiswa Diduga Dianiaya
Poltekpel Surabaya Buka Suara Soal Tewasnya Mahasiswa Diduga Dianiaya

Lambeturah.co.id - Pihak Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya buka suara usai seorang mahasiswa bernama Muhamamad Rio Ferdinan Anwar tewas diduga jadi korban penganiayaan seniornya. 

Pihak Politeknik telah menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian. Hal itu disampaikan oleh Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada.

"Kami pertama, dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya taruna atas nama M Rio Ferdinan Anwar," ucap Heru kepada wartawan, pada Senin (6/2/2023).

"Sekali lagi, kami dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya dan badan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, menyampaikan duka cita mendalam, atas meninggalnya anak didik kami," tambahnya.

Ia menjelaskan jika pihaknya bersama civitas Poltekpel juga sempat menghadiri proses pemakaman korban di Mojokerto. 

"Tadi saya bersama dengan teman-teman juga menghadiri pemakamannya, bertemu dengan orang tuanya, ketemu dengan neneknya. Karena Rio ini, merupakan cucu yang sangat disayang oleh neneknya dan dia taat beribadah," ungkapnya.

Pihak kampus Poltekpel juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap kejadian itu tidak terulang dan akan mengevaluasi seluruh kegiatan yang ada.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini. Dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Dan mudah mudahan ini tidak terulang lagi dan menjadi pembelajaran juga evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh kegiatan yang ada di Poltekpel Surabaya," ujarnya.

Menurutnya, kasus kematian korban tengah diselidiki oleh pihak polisi. "Kebetulan saat ini, kejadian ini sudah ditangani Polrestabes Surabaya, yang awalnya dari Polsek, tapi kini ditarik oleh Polrestabes Surabaya, beberapa taruna sedang dimintai keterangan. Tentang kejadian yang kemarin, hari minggu malam, terjadi di Poltekpel Surabaya," jelasnya.

Heru mengaku akan kooperatif dalam proses penyelidikan dan pengusutan kasus kematian korban. 

"Sehingga kami memberikan ruang dan kesempatan. Dan membuka pintu lebar lebar terkait dengan pemeriksaan dari teman teman Polrestabes Surabaya. Nanti tentunya, kalau ada tindak pidana, kami akan serahkan, ke pihak polisi. Kalau memang dari sisi aturan pendidikan dan arahan kepala bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, sudah jelas, mengutuk keras, sekali lagi, mengutuk keras tindakan tindakan itu. Dan tentunya akan disanksi, dan sanksinya sangat berat dan bisa langsung dikeluarkan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa politeknik di Kota Surabaya tewas diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.

Korban adalah MR (19), warga Bangsal, Mojokerto. Orang tua korban yang curiga kemudian melaporkan kejanggalan kematian anaknya.