Risma Sujud Setelah Ditagih Janji Hibah Lahan di Kota Bandung

Risma sempat berjanji bakal menghibahkan tanah milik Kemensos guna kebutuhan sekolah namun tidak terealisasikan.

Risma Sujud Setelah Ditagih Janji Hibah Lahan di Kota Bandung
Risma Sujud Setelah Ditagih Janji Hibah Lahan di Kota Bandung

Lambeturah.co.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud di hadapan seorang guru SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung setelah berdebat dengan pihak SLB tersebut. 

Sebelumnya, Risma sempat berjanji bakal menghibahkan lahan milik Kemensos guna kebutuhan sekolah namun tidak terealisasikan.

Sebagai informasi, sekolah tersebut berdiri di lahan Kementerian Sosial namun bangunannya milik Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 

Risma bersujud usai berdebat. Merasa pembicaraannya tidak berjalan mulus, Risma pun akhirnya meninggalkan lokasi SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung Gun Gun Guntara mengatakan pihaknya memang menagih janji Risma yang akan hibahkan lahan tersebut.

"Sebetulnya teman-teman kami perjuangan sudah lama terkait status lahan, yang kita tuntut terakhir janji Bu Risma akan menghibahkan ada 1.600 meter persegi sekian. Lokasi di sini," ucap Gun Gun, pada Selasa (21/3/2023).

"Kurang paham, Bu Menteri kan sudah ber-statement. Belum ada," tambahnya.

Menurutnya, bangunan SLB seluruhnya sudah mengalami kerusakan dan harus segera diperbaiki. 

"Kita kan ingin tingkatkan layanan, di infrastruktur, ini dari tahun 1901 belum terjadi pembangunan, hampir semua kelas (rusak). PUPR sudah jelaskan ini sudah tidak layak untuk digunakan, akhirnya saya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, tapi nggak bisa karena status lahan, saya harapkan bisa terealisasikan, harus sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal, baru dilaksanakan," ujarnya.

Lalu, Risma pun tidak menampik pernah menjanjikan hibah lahan, namun dirinya menjelaskan memikirkan penghuni di sana dan membuka lapangan pekerjaan di kawasan Wiyata Guna tersebut.

"Awalnya ada permohonan memang untuk penghibahan, awalnya saya setuju, untuk apa sih, orang ini untuk pendidikan, tapi ternyata perkembangannya anak-anak disabilitas (selain siswa) di sini butuh pekerjaan. Akhirnya kita buatkan kafe untuk mereka dilatih barista, ada disabilitas fisik juga," ungkap Risma.

"Dulunya hanya tampung tunanetra, sementara disabilitas lengkap, ada ODGJ, ada disabilitas fisik, mental, down syndrome, ada tunawicara, bukan hanya tunanetra. Kalau di Bandung dan sekitarnya nggak ada, terus mereka ke mana?" ungkapnya lagi.

Risma harus melakukan sebuah terobosan guna menyediakan lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. 

"Kalau itu saya hibahkan, anak-anak untuk akses usah akan tertutup, biar saja mereka gabung, kita perbaiki sekolahnya. Aku nggak bicara yang dulu-dulu ya, kemudian bicara yang kemarin-kemarin, itu nggak etis. Sudah sekarang saya perintahkan perbaikan ruang kelas," jelasnya.

Risma sebetulnya juga ingin berbicara panjang lebar, namun kondisinya tidak memungkinkan. Namun hal itu belum mendapatkan titik temu.

"Sebenarnya saya mau ngomong apa potensinya apa yang bisa dikembangkan kaya di Bekasi untuk tangani tunanetra. Aku ngomong, musik kok dipake ekstrakurikuler, kalau mereka bisa cari uang dari musik kenapa nggak, kita bantu walaupun belum sempurna betul. Ini anak-anak sudah bisa cari uang, mereka bisa cari uang. Memang harus dilatih menjadi profesional, itu yang sedang kita siapkan," imbuhnya.

Risma menyebut, penyandang disabilitas harus dipikirkan sampai mereka mandiri agar tidak terus 'diasuh' orang tua. 

"Sebetulnya saya tadi mau bicara itu. Oke gedung diperbaiki, ruangan ditambah, ruang rusak diperbaiki, selesaikan," tandasnya.