Sejumlah Warga Gunungkidul Terserang Antraks, 3 Orang Meninggal Dunia

Kemenkes RI sudah melaporkan adanya tiga warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat penyakit antraks.

Sejumlah Warga Gunungkidul Terserang Antraks, 3 Orang Meninggal Dunia
Sejumlah Warga Gunungkidul Terserang Antraks, 3 Orang Meninggal Dunia

Lambeturah.co.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sudah melaporkan adanya tiga warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat penyakit antraks.

"Kalau kasus meninggal ada tiga orang di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dikutip, pada Rabu (5/7/2023).

Hingga saat ini Kemenkes masih melakukan penyelidikan epidemiologi kasus tersebut. 

Diketahui, terdapat dua Kecamatan yakni Semanu, dan Karangmojo untuk mengukur sebaran hingga penyebab pasti penularan virus.

Hasil sementara sudah terkumpul 93 pasien positif antraks di wilayah itu berdasarkan hasil tes serologi. Lalu hasil pemeriksaan terhadap seluruh kasus meninggal lewat genom sekuensing menunjukkan hasil positif antraks.

"Dalam pemeriksaan, menunjukkan hasil positif antraks di dalam tubuhnya," ujar Nadia.

"Sejauh ini baru kasus di Gunungkidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi," tambahnya.

Ia menyebut sebagian pasien masih ada yang dirawat dan sebagian lainnya telah dinyatakan sembuh.

Terkait dugaan sementara, hal ini disebabkan karena konsumsi daging sapi yang berlangsung saat perayaan Idul Adha 1444H/2023, pasalnya, Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam daerah endemi antraks.

"Sapi bisa tertular saat memakan rumput yang mengandung virus antraks. Ada juga kemungkinan virus antraks yang selama ini mengendap di bawah tanah terangkat karena aktivitas penggarap, sebab antraks bisa bertahan hidup lama di permukaan tanah," ungkapnya.

Bagi masyarakat diimbau selektif memilah kualitas daging sapi, khususnya yang berasal dari peternakan di perkebunan endemi antraks.

Nadia berpesan agar aktivitas berternak dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti sepatu boot, sarung tangan, hingga pakaian yang menutup seluruh bagian tubuh.