Viral Traffic Cone Meleyot di Cuaca Panas Semarang, BMKG Beri Penjelasan

Dalam keterangan yang dibubuhkan oleh pengunggah video, tertulis, "Semarang panasnya gila banget," dan hal ini mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.

Viral Traffic Cone Meleyot di Cuaca Panas Semarang, BMKG Beri Penjelasan
Viral Traffic Cone Meleyot di Cuaca Panas Semarang, BMKG Beri Penjelasan

Lambeturah.co.id - Viral video yang memperlihatkan sejumlah traffic cone pembatas jalan yang meleyot di sekitar Simpang Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan tampaknya lembek hingga tidak berdiri lagi, menjadi viral di media sosial.

Dalam keterangan yang dibubuhkan oleh pengunggah video, tertulis, "Semarang panasnya gila banget," dan hal ini mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.

Ketika ditanyakan mengenai panas yang melanda Kota Semarang dalam beberapa hari terakhir, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, mengonfirmasi bahwa memang suhu udara sangat panas. Namun, ia menegaskan bahwa panas yang terjadi pada Agustus ini sebenarnya belum mencapai titik tertinggi yang pernah tercatat selama periode musim kemarau.

“Bahkan panas pada Agustus ini sebenarnya masih di bawah suhu panas di periode Juli lalu,” ungkapnya saat dikonfirmasi.

Iis menjelaskan bahwa suhu maksimum saat ini berkisar antara 34 hingga 35 derajat Celsius, yang masih di bawah suhu panas pada bulan Juli yang mencapai 36 derajat Celsius.

Artinya, meskipun panas, kondisi saat ini sebenarnya belum dianggap sebagai panas ekstrim. Suhu udara biasanya mencapai puncaknya pada bulan Oktober-November, ketika masyarakat akan merasakan panas yang cukup terik.

Bulan Februari-Maret juga merupakan waktu di mana suhu panas permukaan mencapai titik tertinggi. “Karena memang di bulan-bulan itu merupakan bulan-bulan dengan suhu panas permukaan tertinggi,” jelasnya.

Terkait dengan fenomena traffic cone yang menjadi lembek dan viral di media sosial, Iis mengakui bahwa tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal ini.

Ia mencatat bahwa masalah ini mungkin terkait dengan bahan yang digunakan untuk membuat traffic cone tersebut, dan aspek lain yang tidak terkait langsung dengan suhu udara.

Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa selama periode musim kemarau ini, kondisi cuaca di Kota Semarang memang terasa panas.

“Namun sebenarnya masih belum terlalu ekstrim atau belum mencapai suhu panas tertinggi pada periode musim kemarau tahun ini,” ungkap dia.

Di sisi lain, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Semarang, Antonius Haryanto, belum dapat memberikan konfirmasi terkait fenomena traffic cone yang meleyot di sekitar Simpang Akpol atau di Jalan Sultan Agung Kota Semarang.