Elon Musk Pecat Bos, Manajemen Twitter Ramai Mengundurkan Diri

Baru-baru ini pegawai Twitter ramai mengajukan resign atau mengundurkan diri.

Elon Musk Pecat Bos, Manajemen Twitter Ramai Mengundurkan Diri
Elon Musk Pecat Bos, Manajemen Twitter Ramai Mengundurkan Diri

Lambeturah.co.id - Baru-baru ini pegawai Twitter ramai mengajukan resign atau mengundurkan diri. Keputusan itu diambil usai pemilik baru Twitter, Elon Musk, mengambil alih perusahaan dan memecat Chief Executive Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal dan Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde pada Kamis (27/10/2022). 

Kepala Periklanan dan Pemasaran Twitter dilansir dari Reuters, keluar dari perusahaan setelah Elon Musk menjadi bos Twitter.

Dalam cuitnya, Chief Costumer Officer, Sarah Personette mengumumkan resign, Selain itu, Chief People and Diversity Officer, Dalana Brand, mengumumkan mengundurkan diri pada sebuah unggahan di LinkedIn miliknya, pada Selasa (1/11/2022). 

Kemudian, Nick Caldwell selaku manajer umum untuk teknologi inti, turut mengkonfirmasi kepergiannya dengan mengubah bio profilnya 'mantan eksekutif Twitter'.

Tak hanya situ, Chief Marketing Officer Leslie Berland, Kepala Produk Twitter Jay Sullivan, dan Wakil Presiden Penjualan Global Jean-Philippe Maheu juga ikut mengundurkan diri.

Sejumlah karyawan Twitter yang mengundurkan diri bisa menjadi sebuah ketidakpastian pengiklan tentang bagaimana arah perusahaan di bawah kepemimpinan Elon Musk tersebut.

Ramainya pegawai yang resign bisa menjadi sebuah ketidakpastian pengiklan tentang bagaimana arah perusahaan di bawah kepemimpinan Elon Musk. 

Sementara itu, terkait ramainya Karyawan yang mengundurkan diri membuat sebuah unit dari perusahaan induk iklan IPG, Mediabrands yang menyarankan kliennya untuk menghentikan sementara iklan di Twitter untuk minggu depan atau sampai Twitter merincikan rencana untuk melindungi kepercayaan dan keamanan pada platform media sosial tersebut.

Selain itu, Elon Musk juga menyampaikan jika segera membatalkan larangan penggunaan Twitter terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sebelumnya diblokir lantaran dikhawatirkan dapat memicu kekerasan lebih lanjut setelah kerusuhan di US Capitol tahun lalu.