Kemenkes Angkat Bicara Terkait Biskuit Jamuran Guna Cegah Stunting

Kemenkes Maria Endang Sumiwi menyampaikan terdapat temuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang rusak adalah pengadaan 2021.

Kemenkes Angkat Bicara Terkait Biskuit Jamuran Guna Cegah Stunting
Kemenkes Angkat Bicara Terkait Biskuit Jamuran Guna Cegah Stunting

Lambeturah.co.id - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi menyampaikan jika terdapat temuan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit yang rusak itu adalah pengadaan 2021.

Menurutnya, pada 2022 sempat menggunakan stok pengadaan setahun sebelumnya.

Hal itu disampaikan Maria sebagai jawaban setelah anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Irma Chaniago mencecar terkait PMT biskuit guna cegah stunting pada balita yang ditemukan tidak layak pangan di sejumlah daerah.

"Jadi PMT yang kita punya pada stok 2022 awal itu adalah pengadaan 2021, yang diadakan melalui e-katalog," ucap Maria dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Kemenkes di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Maria juga memastikan Kemenkes sudah melakukan pemeriksaan secara langsung ke gudang penyimpanan PMT yang dilaporkan rusak tersebut. 

Sementara itu, Kemenkes juga mendapatkan laporan lebih banyak terkait biskuit rusak di beberapa tempat lain.

Maria menuturkan Kemenkes sudah memeriksa sebanyak 55.975 karton biskuit dan ditemukan ada 256 karton yang kondisinya tidak baik alias rusak. 

Menurut Kemenkes, biskuit ini berniat dimusnahkan, namun tidak memenuhi syarat pemusnahan.

"Kalau ada kerusakan tidak lebih dari satu persen, memang tidak bisa dimusnahkan. Sehingga kami tetap menggunakan, tetapi dengan catatan kepada Dinkes supaya tetap memeriksa terlebih dahulu, sebelum diberikan kepada masyarakat, jadi yang bermasalah memang pengadaan 2021," tandasnya.