Mahfud Ungkap Transaksi Aneh Ayah Mario Dandy Dikirim PPATK ke KPK Sejak 2012

Laporan kekayaan yang bersangkutan di PPATK itu sudah dikirimkan oleh PPATK sejak tahun 2012, tetapi oleh KPK belum ditindaklanjuti.

Mahfud Ungkap Transaksi Aneh Ayah Mario Dandy Dikirim PPATK ke KPK Sejak 2012
Mahfud Ungkap Transaksi Aneh Ayah Mario Dandy Dikirim PPATK ke KPK Sejak 2012

Lambeturah.co.id - Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan jika harta kekayaan mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo bermasalah. Dia menyebutkan harta Rafael tengah diaudit.

"Ya, biar diaudit," ucap Mahfud setelah membuka acara Halaqoh Nasional Alim Ulama MP3I di Menara Peninsula Slipi, pada Jumat (24/2/2023).

"Laporan kekayaan yang bersangkutan di PPATK itu sudah dikirimkan oleh PPATK sejak tahun 2012, tentang transaksi keuangannya yang agak aneh, tetapi oleh KPK belum ditindaklanjuti. Jadi itu saja, biar sekarang dibuka oleh KPK," tambahnya.

Kini, Rafael Alun Trisambodo sudah dicopot dari jabatannya di Ditjen Pajak. Ayah Mario Dandy Satrio, tersangka penganiayaan anak pengurus pusat GP Ansor, David, ini tercatat memiliki harta sebanyak Rp 56 miliar.

Berdasarkan catatan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), harta Rafael alami penambahan sebesar Rp 35,6 miliar dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir. 

Berikut data LHKPN Rafael yang dilaporkan antara 2011 hingga 2021:

24 Juni 2011 jumlah harta Rp 20.497.573.907

25 Januari 2013 jumlah harta Rp 21.458.134.500

22 Januari 2015 jumlah harta Rp 35.289.517.034

28 September 2016 jumlah harta Rp 39.887.638.455

31 Desember 2017 jumlah harta Rp 41.419.639.882

31 Desember 2018 jumlah harta Rp 44.080.564.594

31 Desember 2019 jumlah harta Rp 44.278.407.799

31 Desember 2020 jumlah harta Rp 55.652.278.332

31 Desember 2021 jumlah harta Rp 56.104.350.289

Kini, KPK sedang soroti harta yang dimiliki Rafael Alun Trisambodo yang mencapai Rp 56 miliar tidak sesuai dengan jabatannya sebagai pejabat eselon III.

"(Harta) jumbo sih bukannya dilarang, kalau lihat di announcement banyak yang jumbo, yang jadi masalah kan profilnya tidak match. Jadi jangan jumbo oh ini kementerian, kalau profilnya match tidak apa-apa, misalnya bapaknya sultan di mana tahu, warisannya segede-gede gitu, ada juga pejabat yang begitu," kata Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jaksel, Kamis (23/2).

Rafael mengaku siap diperiksa Irjen Kemenkeu terkait harta kekayaannya tersebut.

"Terkait pemberitaan harta kekayaan saya, sebagai bentuk pertanggungjawaban, saya siap memberikan klarifikasi terkait harta kekayaan yang saya miliki. Saya siap mengikuti kegiatan pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan," Pungkasnya.